Daya Beli Masyarakat Melemah, Bank Dunia Sebut Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Melambat

Jumat 11-10-2024,08:40 WIB
Reporter : Bianca Khairunnisa
Editor : Subroto Dwi Nugroho

JAKARTA, DISWAY.ID -- Fenomena pelemahan daya beli di kalangan masyarakat kelas menengah kini semakin terlihat dengan jelas.

Bahkan menurut pernyataan Kepala Ekonom Bank Dunia Asia Pasifik-Timur,  Aaditya Mattoo, negara Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi yang tidak mengalami perlambatan yang signifikan.

Kendati begitu, Mattoo juga menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia terbilang lebih lambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan sebelum pandemi Covid-19 menyerang pada tahun 2020-2022 lalu.

BACA JUGA:Bank Dunia Sebut Indonesia Masih Ketergantungan Harga Komoditas, Kemenperin Buka Suara

BACA JUGA:Lowongan Kerja PT Pertamina Training and Consulting: Berapa Gajinya?

"Pertumbuhan yang melambat ini memiliki beberapa implikasi. Selain dari dampaknya kepada kesejahteraan rakyat, juga mengenai seberapa cepat wilayah ini bisa mencapai pendapatan yang lebih tinggi," ujar Mattoo dalam keterangan resminya pada Kamis 10 Oktober 2024.

Melanjutkan, Mattoo menambahkan fenomena lemahnya tingkat konsumsi masyarakat saat ini juga tengah dialami oleh negara tetangga lainnya, seperti Myanmar, Thailand, Mongolia. 

Selain itu, Mattoo juga menyebutkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang lambat juga dipengaruhi oleh beberapa persoalan dalam sektor properti dan ekspor.

Dalam hal ini, ia menyebutkan bahwa beberapa negara sudah menerapkan kebijakan perlindungan dalam menjalankan perdagangan internasional.

BACA JUGA:BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Adanya Hujan Lebat Hari Ini, Jumat 11 Oktober 2024

BACA JUGA:Di Hadapan Prabowo, Cak Imin Singgung Biaya Perjalanan Dinas Lumpsum DPRD: Sudah 7 Tahun Hilang dari Peredaran

"Terkadang yang tertanam dalam langkah-langkah tersebut dapat mempengaruhi prospek kawasan manufaktur dunia," jelas Mattoo.

Sementera itu menurut pernyataan Peneliti Center of Industry, Trade, and Investment Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Ahmad Heri Firdaus, pelemahan daya beli ini juga menjadi faktor utama dibalik deflasi yang melanda Indonesia sejak lima bulan yang lalu.

"Deflasi 4 bulan berturut turut perlu diwaspadai karena dimungkinkan terjadinya pelemahan daya beli. Hal ini sejalan dengan banyaknya masyarakat kelas menengah yang turun kelas.

BACA JUGA:Prabowo: Program Makan Bergizi Gratis Digagas Bukan untuk Cari Popularitas

Kategori :