Bank Dunia Sebut Indonesia Masih Ketergantungan Harga Komoditas, Kemenperin Buka Suara
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita -Dok. Kemenperin -
JAKARTA, DISWAY.ID -- Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita buka suara usai Chief Economist Bank Dunia untuk Kawasan Asia Pasifik, Aaditya Mattoo, menyatakan bahwa kondisi ekonomi Indonesia masih sangat bergantung pada fluktuasi siklus harga komoditas dunia, khususnya batubara dan minyak kelapa sawit.
Dalam keterangannya, Menperin Agus menyatakan bahwa ketergantungan ekonomi Indonesia terhadap fluktuasi harga minyak kelapa sawit tidak terlalu besar karena hilirisasi di sektor kelapa sawit sudah dalam sekali.
“Fluktuasi harga komoditas ini memang berpengaruh, tapi tidak terlalu signifikan,” jelas Agus dalam keterangan resminya pada Kamis 10 Oktober 2024.
BACA JUGA:Prabowo: Program Makan Bergizi Gratis Digagas Bukan untuk Cari Popularitas
Selain itu, Agus juga menyoroti pernyataan Mattoo kebijakan restriksi impor yang masih cukup ketat untuk beberapa komoditas dan produk menyebabkan sektor manufaktur Indonesia belum cukup kuat untuk menopang perekonomian Indonesia di saat siklus harga komoditas melandai.
Menurutnya, pernyataan tersebut juga kontradiktif, karena restriksi impor diterapkan sebagai affirmative action untuk melindungi industri dalam negeri.
Selain itu, tujuan kebijakan restriktif tersebut untuk melindungi industri dalam negeri sekaligus meningkatkan daya saingnya dipasar global.
"Restriksi impor tidak melulu salah, tapi kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah RI adalah pengetatan impor untuk barang-barang jadi. Kami tidak pernah mempunyai kebijakan merestriksi impor bahan baku karena penting sekali bagi industri dalam negeri dan juga meningkatkan daya saing," pungkas Menperin Agus.
BACA JUGA:Dibocorkan Adik Kandung Prabowo, Kementerian Ini yang Bakal Diisi Fahri Hamzah
BACA JUGA:Prabowo Hadiri Acara Sinergitas Legislator PKB Hari Ini
Agus juga menyatakan, dari pengamatannya, laporan World Bank dimaksud tidak menyinggung soal fluktuasi harga komoditas dan kebijakan restriksi impor.
Karenanya, ia menganggap aneh kutipan media nasional tersebut.
"Sewaktu pasar global lesu karena pandemi Covid-19 dan terjadinya konflik global, pasar domestik yang diisi oleh produk manufaktur menjadi penopang dan game changer bagi perekonomian Indonesia," tegas Menperin Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: