Kondisi samudra dan atmosfer diperbarui setiap minggu di situs web Climate Prediction Center (Kondisi Terkini El Niño/La Niña dan Diskusi Pakar). Perspektif dan analisis tambahan juga tersedia di blog ENSO.
Prakiraan kekuatan probabilistik tersedia di sini. Diskusi Diagnostik ENSO berikutnya dijadwalkan pada 14 November 2024.
La Nina merupakan sebuah fenomena alam yang dapat menyebabkan peningkatan curah hujan secara signifikan dari rata-rata yang biasa terjadi.
Dampak dari La Nina di Indonesia ini paling terasa pada periode Juni hingga Agustus dan September hingga November, di mana curah hujan dapat meningkat sebanyak 20 hingga 40 persen.
BACA JUGA:Alarm WMO Menyala! Badai Berbahaya Bakal Terjadi Saat Pergantian El Nino ke La Nina di Indonesia
Fenomena La Niña sendiri disebabkan oleh interaksi kompleks antara atmosfer dan lautan, dimana faktor Angin Pasat yang Kuat memainkan peran penting dalam terjadinya La Niña.
Banyak sekali efek atau dampak dari fenomena La Nina ini, mulai dari udara yang terasa lebih dingin dari biasanya, peningkatan curah hujan yang mencolok, perubahan ekosistem laut, hingga bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan angin kencang.
Dalam konteks Indonesia, La Niña memang memberikan efek yang signifikan terhadap pola cuaca di wilayah Indonesia. Meningkatnya curah hujan dapat menyebabkan banjir dan longsor, terutama di daerah-daerah yang rawan bencana. Angin kencang yang terjadi juga bisa membawa dampak negatif, seperti kerusakan pada bangunan dan infrastruktur.
Selain itu, perubahan ekosistem laut juga turut dirasakan akibat dari La Niña. Perubahan suhu air laut dan pola arus laut yang berubah dapat memengaruhi kehidupan biota laut, termasuk menurunnya produksi ikan di perairan Indonesia. Dampak ini tidak hanya berdampak pada kelangsungan hidup biota laut, tetapi juga pada jaringan perekonomian masyarakat pesisir yang bergantung pada hasil tangkapan laut.
Untuk menghadapi dampak La Niña yang potensial, penting bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk melakukan langkah-langkah adaptasi yang tepat. Peningkatan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor perlu dilakukan, termasuk dengan melakukan peningkatan sistem peringatan dini dan mitigasi bencana.