La Nina sudah Aktif di Indonesia, BMKG Waspadai Potensi Bencana
BMKG minta masyarakat waspada terhadap potensi bencana imbas fenomena La Nina yang sudah aktif dengan status lemah di Indonesia,-vecstock-Freepik
JAKARTA, DISWAY.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut fenomena iklim La Nina terpantau sudah aktif di Indonesia.
Fenomena La Nina berdampak pada peningkatan curah hujan dan memiliki pengaruh signifikan terhadap kondisi cuaca di tanah Air.
Kendati demikian, fenomena La Nina yang sudah aktif di Indonesia saat ini berstatus lemah.
BACA JUGA:BMKG Ungkap Wilayah Potensi Banjir di Bulan November 2024, Ini Daftarnya!
Sebagai informasi, La Nina merupakan fenomena penyimpangan pola normal siklus iklim di Samudra Pasifik.
Berbeda dengan El Nino yang menyebabkan pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normal, El Lina sebaliknya, yakni pendinginan suhu muka laut di bawah kondisi normalnya..
Secara umum, dampak dari fenomena ini menyebabkan intensitas curah hujan di suatu wilayah.
La Nina memicu peningkatan curah hujan karena curah hujan tinggi.
Hingga akhir Oktober, pemantauan terhadap suhu permukaan laut di Samudra Pasifik menunjukkan kecenderungan yang terus mendingin.
BACA JUGA:Waspada! BMKG Prediksi Cuaca Indonesia Lebih Panas Tahun 2025, Ini Wilayah Paling 'Mendidih'
Indeks El Nino Southern Oscillation (ENSO) sudah melewati ambang batas La Nina, yakni -0,59. Kondisi La Nina yang berstatus lemah akan bertahan setidaknya hingga Maret 2025.
BMKG Waspadai Potensi Bencana Imbas La Nina
Menyikapi aktifnya La Nina di Indonesia dengan status lemah saat ini, kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengimbau agar masyarakat waspada dan siap-siaga dalam menghadapi cuaca ekstrem serta potensi bencana hidrometeorologi.
"Pemerintah daerah dan masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan. Saat ini sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki musim penghujan," kata Dwikorita dalam keterangan tertulis dikutip Kamis, 7 November 2024.
"Adanya fenomena La Nina mengakibatkan potensi penambahan curah hujan hingga 20 persen sampai awal 2025," sambungnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: