Waspada Tanda-Tanda Fenomena La Nina dan Dampaknya Bagi Indonesia
Waspada fenomena La Nina di Indonesia--NOOA
JAKARTA, DISWAY.ID – Benarkah Indonesia menghadapi fenomena La Nina?
La Nina dikaitkan dengan anomali iklim global
Apa itu La Nina?
Berkebalikan dengan El Nino, dikutip dari Weather.Gov, La Niña merupakan kejadian anomali iklim global yang ditandai dengan keadaan suhu permukaan laut (SPL) atau sea surface temperature (SST) di Samudra Pasifik tropis bagian tengah dan timur yang lebih dingin dibandingkan suhu normalnya.
Kondisi ini biasanya diikuti dengan berubahnya pola sirkulasi Walker (sirkulasi atmosfer arah timur barat yang terjadi di sekitar ekuator) di atmosfer yang berada di atasnya dan dapat mempengaruhi pola iklim dan cuaca global.
BACA JUGA:Prakiraan Hujan BMKG di 34 Wilayah Indonesia Hari Ini, Sabtu 2 November 2024: Awas Angin Kencang!
Kondisi La Niña ini dapat berulang dalam beberapa tahun sekali dan setiap kejadian dapat bertahan sekitar beberapa bulan hingga dua tahun.
Pengaruh/ dampak El Nino/ La-Nina terhadap Indonesia
Dikutip dari Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) La Niña dan El Nino memberikan dampak yang beragam di wilayah Indonesia, terutama dampak terhadap curah hujan bulanan dan musiman.
Pada bulan Juni-Juli-Agustus (JJA), La Niña menyebabkan peningkatan curah hujan di hampir di sebagian besar wilayah Indonesia.
BACA JUGA:Bak Neraka Bocor! Suhu Panas Tertinggi Tembus di Flores Timur, BMKG: Sampai 38,4 Derajat Celcius
Pada bulan September-Oktober-November (SON), La Niña berpengaruh pada meningkatnya curah hujan di wilayah tengah hingga timur Indonesia, sedangkan pada Desember-Januari-Februari (DJF), dan Maret-April-Mei (MAM), La Niña berpengaruh pada meningkatnya curah hujan di wilayah Indonesia bagian timur.
Peningkatan curah hujan saat La Niña umumnya berkisar 20-40% lebih tinggi dibandingkan curah hujan saat tahun Netral.
BACA JUGA:Muncul Siklon Tropis Trami, BMKG Ungkap Cuaca Panas di Bulan Oktober 2024
Namun, terdapat juga beberapa wilayah yang mengalami peningkatan curah hujan lebih dari 40%.
Pada periode puncak musim hujan (DJF), La Niña tidak memberikan dampak peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia bagian tengah dan barat sebagai akibat interaksinya dengan sistem monsun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: