Bak Neraka Bocor! Suhu Panas Tertinggi Tembus di Flores Timur, BMKG: Sampai 38,4 Derajat Celcius

Bak Neraka Bocor! Suhu Panas Tertinggi Tembus di Flores Timur, BMKG: Sampai 38,4 Derajat Celcius

Ilustrasi suhu panas ekstrem melanda Flores Timur, NTT--Pixabay

JAKARTA, DISWAY.ID - Badan Meterorlogi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut bahwa titik tertinggi suhu terpanas di Indonesia berada di Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Cuaca panas ekstrem di Indonesia secara hariannya telah mencapai pada titik yang sangat maksimum (panas), yakni mulai dari tanggal 27-29 Oktober 2024.

Rekor suhu panas ersebut terjadi di beberapa wilayah, dengan data dari BMKG menunjukkan bahwa suhu maksimum di Indonesia pada rentang waktu tersebut mencapai 37 hingga 38,4 derajat celcius.

Titik suhu panas tertinggi mencapai 38,4 derajat celcius, dan sudah terdeteksi di Stasiun Meteorologi Gewayantana yang mana lokasinya terletak di Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.

BACA JUGA:Suhu Dingin hingga Fenomena Embun Es Ada di Sejumlah Wilayah Ini pada Juli-Agustus 2024, Cocok Buat Healing

Deputi bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengonfirmasi bahwa suhu maksimum harian mencapai 38,4 derajat celcius dan itu menjadi rekor tertinggi yang pernah ada di Indonesia.

Adanya suhu panas ekstrem ini sekaligus menunjukkan betapa ekstremnya kondisi cuaca yang dialami di Tanah Air dalam beberapa hari terakhir.

Meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan iklim telah membuat fenomena suhu ekstrem semakin sering terjadi, namun mencapai titik 38,4 derajat celcius tetap menjadi hal yang luar biasa.

Peningkatan suhu yang signifikan ini tentu saja mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat, mulai dari kesehatan hingga pertanian.

BACA JUGA:Daftar 10 Wilayah Indonesia Dilanda Suhu Panas Ekstrem, Ada yang Capai 38 Derajat Celcius!

Suhu yang sangat tinggi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti heatstroke, dehidrasi, dan gangguan pernapasan.

Selain itu, pertanian juga akan terdampak dengan kemungkinan terjadinya kekeringan dan gagal panen akibat cuaca yang ekstrem.

Untuk menghadapi kondisi cuaca yang semakin tidak menentu ini, diperlukan langkah-langkah yang konkret dan terukur dari pemerintah maupun masyarakat.

Peningkatan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dan mengurangi emisi gas rumah kaca harus menjadi prioritas dalam upaya mengatasi perubahan iklim yang semakin meresahkan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads