BACA JUGA:MTQ ke-23 Ditutup, Pemkot Tangerang Konsisten Syiarkan Al-Qu’ran Demi Keberkahan
Jika Rusia masih dapat memperluas dan memperpanjang perang ini, maka setiap orang di dunia yang tidak membantu memaksa Rusia untuk berdamai, pada kenyataannya, membantu Putin mengobarkan perang ini.
“Para agresor harus dihentikan. Kami mengharapkan tanggapan yang tegas dan konkret dari dunia. Semoga, bukan hanya dalam kata-kata,” tutupnya.
Sedangkan adik dari Kim Jong Un yaitu Kim Yo Jong dalam berpidato di sebuah pertemuan nasional di Pyongyang mengatakan bahwa Ukraina telah menuduh Korea Utara mengirimkan pasukan untuk mendukung invasi Rusia.
Selain Ukraina tuduhan tersbeut juga disampaikan oleh negara tetangganya Korea Selatan.
BACA JUGA:Prabowo Teken Perpres Baru, Setkab Kini di Bawah Kemensetneg dan Setara Eselon II
BACA JUGA:Divonis Sama Siskaeee, Peran Melly 3GP yang Buka Pakaian di Film Dewasa Viral
Kim Yo Jun menyampaikan bahwa pihaknya akan melakukan pembalasan atas tuduhan tersebut.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis melalui Kantor Berita Pusat Korea Utara, pada Selasa malam, Kim Yo Jong menuduh kedua negara tersebut memprovokasi negara-negara bersenjata nuklir.
Sedangkan Reuters menyampaikan bahwa Korea Utara telah mengirim 1.500 pasukan khusus ke Timur Jauh Rusia untuk pelatihan dan aklimatisasi di pangkalan militer lokal.
Pasukan ini juga kemungkinan akan dikerahkan untuk pertempuran dalam perang di Ukraina.
BACA JUGA:Wanita Nekat Sembunyikan Sabu di Kemaluan Demi Suami saat Menjenguk di Lapas Salemba
BACA JUGA:Bergabung ke Koperasi, UMKM Dapatkan Akses Modal dan Pertumbuhan Usaha
Badan Intelijen Nasional Korea Selatan mengatakan telah bekerja sama dengan dinas intelijen Ukraina dan telah menggunakan teknologi kecerdasan buatan pengenalan wajah untuk mengidentifikasi perwira Korea Utara di wilayah Donetsk, Ukraina timur yang mendukung pasukan Rusia yang menembakkan rudal Korea Utara.
Dalam memberikan dukungan ke Rusia, Korea Utara telah mengirim peluru artileri, rudal balistik, dan roket antitank ke Rusia dalam lebih dari 13.000 kontainer sejak Agustus tahun lalu.
Secara keseluruhan, lebih dari delapan juta peluru artileri dan roket telah dikirim ke Rusia, katanya.