5 Fakta Kasus Ipda Rudy Soik, Polisi yang Dipecat usai Bongkar Dugaan Mafia BBM di NTT

Selasa 29-10-2024,11:59 WIB
Reporter : Adinda Salsabila
Editor : Adinda Salsabila

Ia juga mengumpulkan bukti hingga terungkap adanya pengepul menggunakan kode QR milik Law A Gwan, seorang pengusaha di Cilacap, Jawa Tengah.

BACA JUGA:Keponakan Prabowo Sayangkan Kasus Pemecatan Ipda Rudy Soik Dibahas hingga ke DPR RI: Ada yang Harusnya Betul-betul Diungkap

2. Drum-Jeriken Ditemukan Timbun BBM

Bersama 12 anggota Satreskrim Polresta Kupang Kota, Rudy menyidak rumah Ahmad Ansar yang menjadi lokasi penimbunan BBM di Kelurahan Fatukoa, Kecamatan Maulafa pada Selasa, 25 Juni 2024.

Polisi menemukan drum hingga jeriken yang akan digunakan untuk menimbun BBM.

Kala itu, Rudy meyakini adanya keterlibatan anggota Polresta Kupang kota dan Ditkrimsus Polda NTT dalam kasus tersebut.

Rudy pun memerintahkan Kasubditnya untuk tetap memimpin sejumlah anggotanya ke tempat penampungan milik Ahmad Ansar.

BACA JUGA:Kapolda NTT Ungkap Kronologi Lengkap Pemecatan Ipda Rudy Soik, Mulai Kasus Karaoke di Jam Dinas hingga Tak Masuk Kerja 3 Hari

3. Didatangi Propam Polda NTT

Saat tengah makan siang dan evaluasi di Master Piece bersama rekannya, datang anggota Propam Polda NTT.

Kedatangan Propam pun membuat Rudy curiga lantaran anggotanya dicegat masuk ke lokasi penimbunan BBM dan meminta mereka pulang. Ia bersama anggotanya merasa dijebak.

"Jadi kami merasa ada surat perintah pun bisa digugurkan dengan kekuatan propam seperti cara itu," tutur Rudy.

"Nyatanya kami yang terlibat penyelidikan BBM semuanya dimutasi," sambungnya.

4. Pasang Garis Polisi di Lokasi Penimbun BBM

Rudy masih tetap melanjutkan penyelidikan adanya dugaan mafia BBM hingga memasang garis polisi di tempat kejadian perkara (TKP).

BACA JUGA:Pemecatan Iptu Rudy Soik Seret Petinggi Polda NTT, Kapolda Dipanggil Komisi III DPR RI

Garis polisi dipasang di lokasi penimbunan BBM, yakni di rumah Al Gazali Munandar dan Ahmad Ansar pada 27 Juni 2024.

Pemasangan garis polisi dilakukan bersama anggotanya atas pengetahuan Yohanes Suhardi dan Aldinan Manurung selaku pimpinannya.

Diketahui salah seorang anggotanya terbukti menerima suap dari Ahmad Ansar yang melakukan penimbunan BBM.

Kategori :