JAKARTA, DISWAY.ID -- Buntut aksi arogan yang dilakukan pengusaha Surabaya Ivan Sugianto, korban berinisial EN kini masih mengalami trauma.
Korban EN sebelumnya mendapat perlakuan buruk dari Ivan Sugianto, salah satu orangtua murid SMA Cita Hati.
EN dipaksa untuk meminta maaf karena telah mengejek anaknya EMS dengan berkata seperti 'poodle'.
Mengetahui hal itu, Ivan naik pitam hingga memaksa EN untuk meminta maaf dengan cara bersujud dan menggonggong.
Peristiwa tersebut kemudian viral di media sosial, menampilkan sikap arogan Ivan Sugianto kepada siswa SMA Gloria yang diketahui masih di bawah umur.
Atas kasus ini, korban diketahui mengalami trauma dan dirinya juga mendapat pendisiplinan dengan diskorsing dari pihak sekolah.
Korban Alami Trauma dan Mendapat Sanksi Skorsing
Polisi menyebut kondisi korban siswa SMA Gloria Surabaya masih mengalami trauma setelah insiden yang terjadi pada 21 Oktober 2024.
EN trauma setelah insiden premanisme yang dilakukan Ivan dengan mendatangi langsung korban di sekolahnya.
Hal itu diungkap Satreskrim Polrestabes Surabaya melalui Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Dirmanto.
Ia menyebut saat ini korban tengah dalam pendampingan psikologis.
"Iya (dalam pendampingan psikologis). Anak ini trauma. Kita berupaya melakukan pendampingan, termasuk kita terus berkomunikasi dengan pihak sekolah, Kasatreskrim agar anak ini kejiwaannya membaik" jelas Dirmanto dalam konferensi pers di Mapolretabes Surabaya Rabu, 13 November 2024.
Tak hanya itu, EN juga mendapat sanksi dari pihak sekolah berupa diskorsing melalui surat keterangan Peringatan 1, Nomor: 573/SMAKG2/S.6/XI/24