"Sekarang di atas 30 tahun sudah bisa ketemu pasien kanker usus besar. (Usia 20-an tahun) ada 1-2, tapi belum banyak. Tapi usia 30-an, 40-an tahun udah umum sekarang," tambahnya.
"Dulu misalnya proporsi 80% itu usia tua. Sekarang sudah mulai bergeser mungkin 60-70%. Udah turun ya, udah mulai 50-50 sekarang," sebutnya.
BACA JUGA:Alat Deteksi Kanker Canggih Biograph Vision Quadra PET/Scan Pertama se-Asia Mendarat di Indonesia
Dijelaskannya, beberapa gejala yang kadang tidak disadari oleh penderita kanker usus besar di antaranya, berak darah, susah BAB, muntah, hingga benjolan pada usus.
Ia menegaskan bahwa kanker yang telah menimbulkan gejala menandakan kondisi yang sudah parah.
Oleh karena itu, ia menyarankan untuk rutin melakukan deteksi dini penyakit agar dapat ditangani sebelum gejala muncul, bahkan sebelum kanker tersebut mulai menggerogoti tubuh.
"Kalau pasien-pasien ditemukan pada stadium 1, survival rate-nya sampai 5 tahun itu bisa 90 persen. Tapi kalau kita temukan di stadium 4, makad ia survival rate sampai 5 tahunnya itu hanya kurang dari 10 persen," tandas Dekan FKUI tersebut.
Sedangkan apabila pasien ditemukan tumor ketika masih jinak, kanker dapat dicegah dengan pengangkatan tumor.
"Kalau kita temukan dari prakanker dalam bentuk tumor jinak, dia nggak akan pernah kena kanker karena sudah dihilangkan. Tapi kalau kita ketemu dalam bentuk kanker stadium awal saja, itu dia bisa berisiko untuk menyebabkan kematian. Tapi kalau kita temukan tadi masih tumor jinak, itu kita memutus mata rantai dia jadi kanker," tuturnya.
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya deteksi dini penyakit yang dilanjutkan dengan penanganan secepat mungkin.