JAKARTA, DISWAY.ID - Pasien dengan tingkat derajat kondisi yang sudah hampir stadium akhir membutuhkan perawatan paliatif, termasuk pasien kanker.
Perawatan paliatif adalah perawatan yang diberikan, dilaksanakan untuk pasien-pasien yang memang penyakitnya tidak mungkin disembuhkan.
“Tetapi kita harus upayakan pasien kita ini, penderitaannya itu diminimalisir dari seluruh aspek jiwa dan raganya," terang pakar paliatif Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dr Siti Annisa Nuhonni, SpKFR ketika ditemui di RSUPN dr Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, 2 Desember 2024.
BACA JUGA:KAI Wujudkan Impian Anak Penderita Kanker Merasakan Jadi Masinis Commuter Line
Dengan begitu, pasien dapat merasakan kualitas hidup yang baik hingga akhir hayatnya, bahkan meninggal dalam kondisi bermartabat.
"Banyak sekali penyakit-penyakit yang ternyata dalam perjalanannya tidak mungkin disembuhkan. Jadi intinya adalah bukan mengobati penyakit utamanya, tapi menghilangkan gejala-gejala yang membuat pasien itu menderita," tuturnya.
Koordinator Pelayanan Kanker Terpadu RSCM Soehartati Argadikoesoemo Gondhowiardjo menegaskan bahwa paliatif merupakan bentuk perwujudan hak asasi manusia (HAM), di mana setiap orang mempunyai hak untuk tidak sakit.
BACA JUGA:Melawan Kanker Otak, Lakukan Deteksi Dini dengan 5 Rangkaian Tes
"Di rumah sakit itu tidak bagus tinggal lama-lama. Belum lagi infeksi, kedekatan dengan keluarga, dan sebagainya. Psikologis dari pasien harus kita pikirkan. Tinggal di tempat yang dia senang, disertai dengan keluarga, itu akan meningkatkan imun, akan memperbaiki kondisi, dan sebagainya,” ucapnya.
Di samping itu, perawatan jangka panjang tidak hanya berdampak pada psikologi pasien, tetapi juga aspek sosial dan ekonominya.
"Ada economical benefit-nya. Pertama dari loss of productivity. Jadi kalau pasien mendapatkan pengobatan terus, tidak dilakukan perawatan paliatif sehingga dia kesakitan dan sebagainya, dia tidak produktif, kan."
BACA JUGA:Teknik Bedah Makin Modern, Pengobatan Kanker Rektum Bisa Tanpa Membuang Anus
Selain itu dari aspek penghematan biaya perawatan. Terlebih, 70 persen pasien paliatif sebenarnya bisa pulang.
Sehingga, rumah sakit dapat mengosongkan tempat tidur untuk diisi dengan pasien yang juga membutuhkan pelayanan rumah sakit.
Diungkapkannya, perbedaan perawatan di rumah sakit dan perawatan paliatif di homecare, "Totalnya itu kira-kira Rp35 triliun potential loss per tahun."