Sedangkan pada faktor loss of productivity bisa mencapai Rp2-5 triliun.
BACA JUGA:Teknik Bedah Makin Modern, Pengobatan Kanker Rektum Bisa Tanpa Membuang Anus
Sayangnya, hingga saat ini akses masyarakat terhadap pelayanan paliatif masih minim.
Begitu pula dengan sumber daya manusia (SDM) terlatih yang bisa memberikan pelayanan ataupun pelatihan lanjutan.
Bahkan di Indonesia, hanya terdapat 15 dokter spesialis penyakit dalam yang memiliki kompetensi khusus di bidang paliatif. Sedangkan empat di antaranya berpraktik di RSCM.
Perawatan Paliatif di RSCM
Namun begitu, perkembangan perawatan paliatif di Indonesia, khususnya RSCM cukup signifikan.
"Sekarang ini RSCM pun sudah ada yang namanya pelayanan community based rehabilitation. Jadi rehabilitasi sumber daya masyarakat yang fokus pada paliatif," tambah Honni.
Di sini, keluarga akan mendapatkan pelatihan perawatan paliatif ketika pasien pulang ke rumah serta telah berjejaring dengan fasilitas kesehatan primer seperti puskesmas dan posyandu.
"Sementara di Jakarta, kita sudah melatih 400 kader paliatif dari PKK, kerjasama dengan Dinas Kesehatan dan Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jakarta."
Maka dari itu, RSCM dipilih oleh International Atomic Energy Agency (IAEA) Persatuan Bangsa-Bangsa) PBB untuk menyelenggarakan Regional Training Course (RTC): Train the Trainers on Guideline for Palliative Radiotherapy yang berlangsung pada 2-6 Desember 2024.
Program ini diikuti oleh 50 peserta dari 15 negara dengan narasumber ahli dari berbagai bidangnya, mulai dari Australia hingga Jepang.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas tenaga medis, khususnya dokter spesialis radioterapi paliatif bagi pasien kanker.