Rakernas HIPPI: Ketergantungan Impor Jadi Penyebab Tidak Ada Perubahan Perekonomian Indonesia Selama 2 Dekade

Senin 02-12-2024,20:26 WIB
Reporter : Bianca Khairunnisa
Editor : M. Ichsan

JAKARTA, DISWAY.ID-- Kendati sudah memasuk hampir 2 dekade lebih, pertumbuhan ekonomi di Indonesia hanya mampu mencapai angka 5 persen per tahunnya.

Bahkan menurut Komisaris PT PLN (Persero), Burhanuddin Abdullah, struktur ekonomi di Indonesia masih belum banyak berubah. Menurutnya, hal ini juga disebabkan oleh ketimpangan-ketimpangan yang ada selama 2 dekade ini.

BACA JUGA:Lindungi Peternak Lokal, Mentan Stop Sementara Impor Daging Domba

BACA JUGA:Mentan Stop Sementara Rekomendasi Izin Impor Daging Domba, Ini Alasannya

“27,5 juta orang hidup miskin dan 115 juta yang terancam miskin, kemudian 1 persen orang menguasai 67 persen tanah kita. Jadi kita itu sebetulnya negara miskin by any category,” jelas Burhanuddin dalam acara Pembukaan Rakernas Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI), yang digelar di Hotel Tribrata Darmawangsa, Jakarta, pada Senin 2 Desember 2024.

“Masalah gizi saja, 27 persen kemungkinan anak kita gagal tumbuh, 47 persen di NTT mengalami stunting, Indeks kelaparan kita berada di level 21,9, salah satu yang tertinggi di dunia. Ketimpangan sumber daya kita, 40 persen angkatan kerja kita lulusan SD, ketimpangan pendidikan kita, kita nomor 24 dari 79 negara,” lanjutnya.

BACA JUGA:Daging Domba Impor Meresahkan Peternak Lokal, Kementan Sidak 13 Gudang Importir

BACA JUGA:Lewat Sepucuk Surat, Tom Lembong Beberkan Kronologi Dirinya Menjadi Tersangka Impor Gula

Melanjutkan, Burhanuddin juga menjelaskan bahwa Indonesia juga masih harus berhadapan dengan tantangan berupa kemunduran yang terjadi pada sektor industri selama 2 dekade ini, serta besarnya tingkat impor di Indonesia.

“Bangsa ini sekarang mengimport almost everything. Kita impor pangan, kita import energi yang semakin besar, kita import barang manufaktur. ,” tutur Burhanuddin.

Menurut Burhanuddin, besarnya tingkat impor ini merupakan masalah tersendiri bagi perekonomian Indonesia. Hal ini dikarenakan kurangnya diversifikasi produk ekspor akan menambah ketergantungan industri kepada produk impor.

BACA JUGA:Kurangi Ketergantungan Impor Garam, Kemenperin Fasilitasi MoU Petambak Garam-Industri

BACA JUGA:Alasan Lebih Pilih Susu Impor daripada Susu Lokal Diungkap Asosiasi Industri Susu

“Dulu kita masih bisa ekspor bank, dulu malah kita member of bank, dan dulu kita juga ekspor beberapa barang-barang bank. Kita sekarang sudah import semua, kemudian kita menghadapi, melihat diri kita susah untuk bisa terangkat,” ucap Burhanuddin.

Melanjutkan, Burhanuddin mengungkapkan bahwa demi mendorong efisiensi perekonomian Indonesia agar sesuai dengan filosofi dan visi Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka, saat ini Pemerintah tengah mendorong perwujudan 8 Asta Cita milik Prabowo-Gibran.

Kategori :