Universitas Al Azhar Indonesia dan University of Edinburgh Gulirkan Pembelajaran Disabilitas Visual

Jumat 13-12-2024,13:27 WIB
Reporter : Annisa Amalia Zahro
Editor : Marieska Harya Virdhani

JAKARTA, DISWAY.ID - Universitas Al Azhar Indonesia dengan University of Edinburgh bekerjasama menggulirkan sistem pembelajaran akses pendidikan bagi mahasiswa dengan disabilitas visual.

Program ini didanai oleh British Councils menghasilkan sejumlah output, salah satunya empat standard operating procedure (SOP) untuk meningkatkan akses pendidikan bagi mahasiswa dengan disabilitas visual.

Hal ini tertuang dalam Policy Brief yang menjadi pedoman komprehensif untuk mengembangkan kampus inklusif dan ramah disabilitas netra.

BACA JUGA:Mensos Apresiasi Polda NTB Penuhi Hak Agus Sebagai Penyandang Disabilitas dalam Kasus Pelecehan Seksual

"Kami juga menghasilkan empat standard operating procedure atau SOP, yakni lingkungan fisik inklusif, lingkungan sosial inklusif, pembuatan materi belajar inklusif, dan digital support inklusif," papar Ketua tim peneliti dari dosen Ilmu Komunikasi UAI Cut Meutia Karolina pada diseminasi hasil penelitian, 12 Desember 2024.

Ia menjelaskan bagaimana proyek ini berjalan sehingga baik UAI maupun UoE telah saling berkunjung untuk kebutuhan pelatihan, sharing pengalaman, dan pengetahuan, sekaligus mengonkretkan kerjasama.

BACA JUGA:Modus Agus Disabilitas Jerat 15 Wanita Terungkap, Korban Incaran Buat Pengakuan: Dia Minta Bukain Celana

Selain itu, pihaknya juga mengembangkan materi belajar menggunakan aplikasi, seperti screen reader dan audio description untuk memudahkan mahasiswa.

Bersama dengan diseminasi ini, pihaknya membuka pusat layanan untuk mahasiswa disabilitas UAI.

BACA JUGA:Korban Agus Disabilitas NTB Menjadi 13 Orang, KemenPPPA: Kami Jaga Kerahasiaan

Rektor Universitas Al Azhar Indonesia Asep Saefudin menegaskan bahwa seorang yang memiliki disabilitas masih berhak untuk mendapatkan akses pendidikan.

Dijelaskannya, fasilitas di UAI sendiri sudah menunjang untuk difabel dengan kesulitan berjalan atau pengguna kursi roda.

"Tapi kita ingin terus memperjuangkan di kelas, bagaimana kalau ada mahasiswa yang tidak bisa melihat, itu harus difasilitasi abjad braille, terus kalau tidak bisa mendengar bagaimana, itu harus dikaji terus," tandasnya.

BACA JUGA:BULOG dan CT ARSA Foundation Kolaborasi Bagikan 500 Paket Pangan untuk Penyandang Disabilitas

Selain disabilitas fisik, pihaknya juga turut memberikan perhatian bagi seorang dengan disabilitas mental.

Kategori :