MUNGKIN ada yang taruhan pagi ini: langsung ditahan atau tidak.
Anda sudah tahu: Sekjen PDI Perjuangan Dr Hasto Kristiyanto memastikan diri memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Senin hari ini. Ia sudah bilang taat hukum. Sudah mempelajari pula hak-hak seorang tersangka.
Perhelatan HUT partai juga sudah selesai. Semula HUT itu diperkirakan sangat besar dan istimewa. Hasto sampai menjadikannya alasan untuk tidak hadir di panggilan pertama --minta ditunda setelah ulang tahun.
Ternyata HUT berlangsung sangat sederhana. Hasto bertugas sebagai pembawa acara mengheningkan cipta. Kalau Hasto sampai memenuhi panggilan KPK dan langsung ditahan bisa-bisa acara mengheningkan cipta ditiadakan.
Rasanya ketua umum partai, Megawati Soekarnoputri, sudah membela Hasto dengan porsi yang sangat memadai. Misalnya, "memangnya KPK tidak ada kerjaan lain". Atau "mengapa hanya meng-kuyo-kuyo Pak Hasto".
Kuyo-kuyo adalah bahasa Jawa yang artinya ”mengganggu terus dengan cara yang menyakitkan”.
Pembelaan yang lain: mengetuk hati Presiden Prabowo Subianto agar tepo seliro --merasakan apa yang dirasakan orang lain. Yakni Prabowo sebagai ketua umum partai Gerindra. Bagaimana perasaannya sebagai ketua umum partai, bila anak buahnya yang penting di-kuyo-kuyo.
Rupanya Megawati ingin minta bantuan Presiden Prabowo untuk turun tangan. Lewat pidato politik di depan umum. Bukan lewat lobi diam-diam. Tidak juga lewat barter dagang sapi di balik kamar mandi.
Megawati juga mengisyaratkan tidak akan oposisi kepada pemerintahan Prabowo. Meski juga tidak ada isyarat masuk koalisi.
Caranyi mengucapkan terima kasih kepada Presiden Prabowo sangat khusus. Yakni soal perhatian Prabowo atas dicabutnya ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara di tahun 1967 yang berisi Bung Karno pengkhianat negara.
Sama sekali nama Presiden Jokowi tidak disebut dalam pidato lebih tiga jam itu. Hanya disindir. Keras. Setidaknya di dua hal.
Pertama sebagai orang yang ingin jadi ketua umum PDI Perjuangan menggantikan dirinyi.
Kedua sebagai orang yang --semula Mega agak lupa apa istilahnya sampai bertanya kepada Butet Kartaredjasa tapi tiba-tiba seperti mendadak ingat sendiri --Megalomania.
Mungkinkah Presiden Prabowo akan turun tangan membantu Hasto --setidaknya agar tidak ditahan?
Presiden Jokowi --menurut mantan tokoh PDI Perjuangan Effendi Simbolon --justru yang pernah membantu Hasto. Buktinya, kata ketua Persatuan Simbolon se-Dunia itu, selama pemerintahan Jokowi, Hasto aman.
Simbolon tercatat sebagai bekas orang dalam yang paling telak berkomentar: "sudah saatnya ketua umum Megawati bertanggung jawab dan mengundurkan diri".
Hasto sendiri tampak sudah tegar menghadapi KPK hari ini. Minggu kemarin ia memimpin acara Bung Karno Run di komplek Gelora Bung Karno Senayan Jakarta.
Hasto tampak berjoget ria bersama peserta lari HUT partai. Di acara itu Hasto memang mengundang KPK dan berjoget bersama orang-orang KPK --Kelompok Pemuja Koplo.( Dahlan Iskan)
Komentar Dahlan Iskan di Disway Edisi 12 Januari 2025: Sapi Emoooooh
Prieyanto
"Sapi Emoooooh", kisah tentang sapi sebagai metafora untuk menyampaikan pesan yang lebih mendalam sebagai refleksi kehidupan untuk direnungkan.
Bisa jadi hal tersebut tidak disadari oleh Abah DI saat menentukan judul, palingan yang terpikir hanya partai dan gimana membuat pembaca tertarik.
Judul 'Sapi Emoooooh' menggambarkan resistensi atau penolakan terhadap sesuatu, baik secara literal maupun simbolis.
'Sapi' bisa dimaknai dengan isu-isu kehidupan sehari-hari, seperti dinamika sosial, perjuangan petani, atau filosofi kesederhanaan,tetapi juga belajar sesuatu tentang keikhlasan dan keberanian menghadapi tantangan.
Kata “Emoooooh” yang unik mengisyaratkan sifat sapi yang keras kepala, namun di sisi lain juga menyentuh sisi manusia yang sering kali enggan menerima hal baru atau perubahan.
"Sapi Emoooooh" adalah refleksi ringan yang mengingatkan para-para Perusuh untuk bersikap terbuka, tetap rendah hati, dan bijaksana dalam menghadapi penolakan, baik dari diri sendiri maupun lingkungan.
Muh Nursalim
Sudah biasa, Jokowi tak pernah secara langsung bilang A, B atau C. Saat mau tiga periode corongnya Muhaimin, saat minta perpanjangan yang bilang Zulkifli. Diamnya ada seribu makna. Permainan kata dan suasana menjadi cirikhas Jokowi dalam komunikasi politik. Mulyono yang bagi pembenci disematkan untuk menghina malah dinikmati. Dibuat kaos silet dirinya. Bahkan si ragil pakai kaos "putra mulyono". Kali diamnya menjadi cemoohan di kandang banteng. Pasti si empunya diam berdikir keras mencari perlawanan. kita nanti endingnya.
Lagarenze 1301
Persoalan utama PDIP saat ini adalah suksesi. Siapa calon pengganti Megawati?
Jika harus trah Sukarno, hanya ada dua pilihan: Puan Maharani atau Prananda Prabowo.
Puan tampil di publik, Prananda lebih banyak di belakang layar.
Puan lebih persuasif, Prananda lebih keras.
Puan tidak konfrontatif berlawanan dengan Jokowi, Prananda lebih tegas menunjukkan sikap.
Kabarnya, di internal PDIP pun sudah terbentuk dua kubu: kubu Puan dan kubu Prananda.
Bambang Pacul lebih dekat Puan, Hasto lebih dekat ke Prananda.
Apakah Puan atau Prananda sudah siap mengambil alih tongkat estafet kepemimpinan?
Sepertinya belum.
Megawati tentu tidak akan membiarkan partainya terbelah. Harus ada satu di antara calon penerus yang jauh lebih kuat. Putri Mahkota atau Putra Mahkota.
Itilulah sulitnya partai tertutup. Partai perorangan.
—
SUARA SAPI MELENGUH, MENURUT BANYAK BAHASA..
"Di pedesaan Jawa, kalau anak kecil ditanya bagaimana suara seekor sapi, jawab mereka: emoooooh"..
Begitu tulis pak Dahlan di Catatan Harian Dahlan / Disway hari ini.
###
Nah, suara sapi melenguh, menurut anak-anak maupun orang di luar Jawa, beda lagi..
Ini daftarnya:
1) Menurut irang Sunda:
"Mooooh..."
(Mirip dengan versi Jawa, hanya dengan intonasi lebih halus atau terdengar seperti "Muuuh...").
2). Orang Sumatra:
"Moooh..."
(Variasi intonasi bisa lebih berat, bergantung dialek, misalnya di Minang lebih panjang: "Muuoooh...").
3). Orang Kalimantan:
"Mbooh..."
(Beberapa daerah, seperti Banjar, mungkin menggunakan bunyi dengan tambahan 'b' atau 'mb').
4). Orang Sulawesi:
"Mouh..."
(Ada tambahan vokal 'u' yang khas di beberapa logat lokal).
5). Orang Tionghoa:
"Muuuuu..."
(Ditulis dengan pinyin sebagai “mū” dalam bahasa Mandarin, menggambarkan suara sapi).
6). Orang Inggris:
"Moo..."
(Sederhana dan langsung, seperti yang sering ditemukan dalam buku anak-anak).
###
Semua ini adalah interpretasi lucu dari bunyi sapi yang tentu dipengaruhi oleh bahasa dan budaya setempat!
Cuma saya belum heran, suara "banteng ketaton" kok jadi sama dengan suara "sapi" yaa..??!!!
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
SUARA BANTENG..
Konon "banteng" sebenarnya adalah "kerbau liar".
Tapi beberapa orang bilang, "banteng" adalah "sapi besar".
Sehingga kalau "suara banteng" mirip sapi, "Emoooh", ya wajar saja.
Semua ikut dan "tegak lurus" ama Bu Ketum, kecuali "satu" itu..
###
Padahal, suara banteng yang "benar" adalah..
1). Menurut orang Jawa:
"Nguuk"..
2). Orang Sunda:
"Ngok!".
(Lebih singkat dan khas bunyi Sunda yang cenderung lebih lugas).
2). Orang Sumatra:
"Nguuuoong!".
(Ada tambahan vokal panjang yang memberi kesan lebih dramatis dan penuh tenaga).
4). Orang Kalimantan:
"Ungkaaak!".
(Suara yang lebih berat dan dalam, mencerminkan karakter banteng yang gagah).
5). Orang Sulawesi:
"Ngorong!".
(Bunyi unik dengan sedikit gemuruh di ujungnya, terinspirasi dari alam yang bergema).
6). Orang Tionghoa:
"Ngúuu!".
(Ada nada naik di akhir, sesuai dengan intonasi khas Mandarin).
7). Orang Inggris:
"Mooargh!".
(Kombinasi antara "moo" sapi dan suara "argh" untuk menirukan suara yang lebih garang).
###
Setiap daerah memiliki cara menirukan suara yang dipengaruhi oleh budaya dan bahasa lokalnya!
@Agus Suryonegoro III
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
ADA GANGGUAN, SERANGAN HACKER LAGI..
Ada tanda-tanda, Disway kena gangguan lagi.
1). Dua komen saya tidak muncul profilnya.
Maka kemudian saya upload ulang.
Upload yang ketiga, nornal.
2). Pak Mulyanto Kresta, melakukan test 123 sampai 2 kali.
Mungkin belio merasakan ada ganjing yang gonjang.
3). Pak Sabar Ikhlas, ulpload komentar, tapi profilnya yang muncul profil pak Mirza.
###
Semoga tidak parah.
Dan mas Admin dan mas IT bisa secepatnya kasih obat..
Yang cespleng..
Wilwa
@AgusSuryonegoro. Mengenai “mesong” atau melayat, topik CHDI kemarin. Mandarinnya Mai Song 埋送. Mirip dengan dialek Hokkian. Mai 埋 = To bury = mengubur. Song 送 = To deliver/carry = mengantar. Song Zang 送葬 juga boleh sih. Artinya “to deliver the dead” atau mengantar yang meninggal. Perhatikan aksara Zang 葬 yang mengandung simbol Si 死 atau “mati / die” di tengah dan diapit atas bawah oleh simbol Cao 艹 atau “grass” atau rumput. Mandarin “melayat” selain Mai Song 埋送 atau Song Zang 送葬 juga bisa gabungan keduanya yaitu Mai Zang 埋葬 = to bury the dead = mengubur yang meninggal. ☕️
Jimmy Marta
Hampir saja emoh ngetik ulang. Setelah nge send, malah hilang, entah kemana
Tutup halaman, lanjut ngopi.
Next later.
Masuk lagi
Login lagi
Eh, Nongol lagi itu komen
Dobel lagi..wkwk..
Tapi tahu tidak, yg begini dah dua kali...!.
Jika gagal lagi....emoooh...!
Mirza Mirwan
PDI-Perjuangan sebenarnya baru berumur 26 tahun tanggal 15 Februari nanti. Kalau kemarin itu HUT ke-52 berarti dihitung sejak PDI doang, tanpa Perjuangan, yang berdiri sejak zaman fusi partai tahun 1973. Ah, itu urusan PDI-P.
Ada dua hal yang menarik perhatian saya di ultah PDI-P kemarin. Yang pertama, di kanan-kiri videowall dibelakang-atas Megawati terpampang foto Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming. Waktu pengumuman pasangan cagub/cawagub dulu, hingga yang terakhir cagub/cawagub DKI Jakarta, tak ada kedua foto itu.
Yang kedua, waini, ada kalimat "Satyam Eva Jayate" di videowall. Kalau maksudnys mau mengutip semboyan nasional India mestinya satyam+eva jadi satu, satyameva, bukan dipisah.
Satyameva Jayate (सत्यमेव जायते) artinya "hanya kebenaran yang akan menang". Kalimat सत्यमेव जायते tertera di bawah lambang negara India. Seperti Bhinneka Tunggal Ika di lambang negara kita.
Mirza Mirwan
Akankah Qatar Talks mencapai kesepakatan? Saya kok tetap dengan skeptisisme saya. Sejauh Qatar Talks hanya memuat kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera, kayaknya Hamas tetap menolak. Lha wong Israel Katz, menteri pertahanan Israel saja, malah memerintahkan IDF untuk lebih mengintensifkan untuk membombardir tempat-tempat yang ditengarai sebagai markas Hamas kok. Tak peduli itu rumah sakit atau bahkan tenda pengungsi.
Dalam konferensi pers di Mar-a-Lago pekan yang lalu Donald Trump sedah mengingatkan agar Israel dan Hamas mencapai kesepakatan sebelum inagurasinya, 20 Januari 2025. Kalau tidak, "all hell will break out", ancam Trump. Trump sendiri sudah mengirin utusan khusus untuk Timur-Tengah, Steve Witkoff, ke Yerusalem, dan kemudian akan ke Qatar.
Sementara tadi malam beberapa petinggi Israel juga bertolak ke Qatar. Mereka adalah: David Barnea (kepala Mossad), Ronen Bar (direktur Shin Bet), Nilzam Alon, dan Ophir Falk.
Sementara sampai hari ke 462 kemarin korban sipil tewas di Gaza sudah 46.537 jiwa. Itu berarti sama dengan dua kali lipat populasi dua negara di Pasifik: Tuvalu dan Nauru. Adapun korban cedera 109.571 orang.
ikhwan guru sejarah
Banteng paling susah beradaptasi dengan perubahan. Ibu Mega sudah terlalu tua, gak bisa berpikir taktis dan strategis. Yang ada hanya berpikir romantisme masa lalu saja. Persis pendidikan di beberapa sekolah Islam yang mengulang-ulang ajaran kejayaan Islam masa lalu, tentang para penemu dari umat Islam, sumbangan Islam pada peradaban, semangat perang salib, dst. Yang akhirnya terjebak pada romantisme belaka, tidak meletakkan sistem pendidikan yang benar, yang menciptakan "jalan" bagi muridnya untuk mencapai masa depan yang gemilang.
djokoLodang
pengin tanya kangmas Agus Suryono, yang ahli merayu...
Kalau cewek bilang tidak mau, itu,
apakah memang benar-benar tidak mau?
--
djokoLodang
-o--
Emoooh....
Padanannya dalam bahasa Jawa: Ora Sudi!
Jadi ingat lagu duet Mus-Mulyadi/Titiek Sandhora.
Ojo kesusu nesu.
(https://www.youtube.com/watch?v=wciJd2GEBf4).
Coba simak bait terakhir;
Titiek Sandhora:
Sopo sing ra nesu durung kenal mbakyumu
Ngertiku cah ayu
mlaku nggandeng tanganmu
Mus-Mulyadi:
Yen ora percoyo
ayo dolan ngomahku
tak kenalake karo mbakyuku
Anggere gelem, ..eh, ..ngesun pipiku...
Di akhir lagu, Titiek Sandhora berseru:
"weh we weh we weh...
Sak enake dewe
arep ngambung...
Ora siud!!!
--koJo.-
Kang Sabarikhlas
Alhamdulillah...akhirnya disini ada gambar foto profil saya yang guanteng tanpa filter, asli loh..!
ndak papa gelap lha wong memang kulit sawo kematangan, busuk..duh.
Terima kasih Mas+Mbak Admin.
anu...jangan lagi buat April-Mop²an, ini kan Januari.
Bayangkan mau masuk/login komen di CHD lewat muter² bak adegan tragedi malem jumat,
harus ngalor-ngidul-ngetan-ngulon, ituloh harus 'umek' atas bawah kiri kanan dan tahu² sudah masuk, duh.
Hendro Purba
Perlunya dibikin Undang Undang yang mengaturkan bahwa siapapun yang menjadi Ketua Partai, Dialah yang dicalonkan jadi Eksekutif. ?
Ketua Partai Kota jadi Walikota
Ketua Partai Kabupaten jadi Bupati
Ketua Partai Provinsi jadi Gubernur
Ketua Partai Nasional Jadi Presiden.
G i m a n a. ?
BACA JUGA: Mengenal Kopi Good Day, Produk Kopi Anak Muda yang Banyak Rasa
BACA JUGA: 3 Cara Bikin Olahan Kopi Good Day, Kopi Anak Muda Kekinian! Gampang Banget
BACA JUGA: 11 Varian Rasa Kopi Good Day, Kopi Anak Muda yang Wajib Banget Kamu Coba