Sejumlah Akun Tokoh Publik dan Aktivis Lenyap Usai Komentari Pemerintah, Sinyal Demokrasi Terancam?

Rabu 15-01-2025,20:39 WIB
Reporter : Fandi Permana
Editor : Fandi Permana

JAKARTA, DISWAY.ID - Dalam beberapa waktu terakhir, banyak channel YouTube yang dimiliki oleh tokoh publik di Indonesia hilang setelah mereka mengomentari atau mengkritik pemerintah.

Hal ini memancing pertanyaan di kalangan content creator terkait dengan kebebasan berekspresi, terutama opini terhadap pemerintah dan kebijakannya.

BACA JUGA:Mengapa PDIP Melunak di Pemerintahan Prabowo? Beda Saat Era SBY yang Hobi Mengkritik

BACA JUGA:Rencana Penggunaan Dana Desa untuk Program Makan Bergizi Gratis Tuai Kritikan

Peneliti dari Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Fadli Ramadhanil, menegaskan kebebasan berekspresi adalah hak yang harus dilindungi oleh negara.

“Menurut saya keamanan digital, keamanan siber bagi warga negara, bagi organisasi masyarakat sipil tentu menjadi sesuatu yang penting ya, karena itu adalah bagian yang tidak terpisahkan dari perlindungan data pribadi, bagian yang tidak terpisahkan dengan kebebasan berekspresi, dan itu jadi tanggung jawab negara,” kata Fadli dalam keterangannya, Selasa 15 Januari 2025. 

Fadli mengatakan, keamanan dan kebebasan berekspresi ini memang pekerjaan rumah yang sangat serius bagi negara. Sebab, selain memang hak masyarakat sebagai warga negara, mereka juga tidak bisa dibiarkan bertarung sendiri dalam menciptakan keamanan digital.

"Ketika intimidasi dan peretasan terjadi, ini adalah masalah serius yang menunjukkan kurangnya jaminan keamanan siber bagi warga negara," ujarnya.

Pegiat media sosial yang juga pemilik channel YouTube, Mazdjopray pun membenarkan bahwa banyak channel yang hilang setelah membahas isu-isu politik yang dianggap sensitif. 

BACA JUGA:Jejak Kontroversial Denny Landzaat Calon Asisten Pelatih Timnas Indonesia, Pernah Kritik Pemerintah RI

"Ini adalah permasalahan klasik. Sejak 2012, saya melihat YouTube sebagai platform kebebasan berpendapat, namun kini banyak yang merasa terancam," katanya.

Mazdjopray menambahkan bahwa situasi ini menciptakan iklim ketakutan di kalangan content creator politik. Saat ini, menurutnya, para pembuat konten harus berpikir dua kali demi keamanan dan tidak mendapatkan intimidasi.

"Banyak dari kami yang merasa harus berpikir dua kali sebelum membahas topik tertentu. Ini bukan hanya tentang kehilangan channel, tetapi juga tentang kehilangan suara dan hak untuk berbicara," ujarnya

Ia pun menyarankan agar para content creator ini memiliki semacam asosiasi yang persis dengan media massa sehingga bisa melindungi dan mengadvokasi satu sama lain jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkani.

BACA JUGA:Hensat Soroti Isu Pergantian Ketua Umum PPP, Jokowi Bakal Jadi Solusi Jitu Kembalinya Ka'bah ke Senayan?

Kategori :