Industri Otomotif Butuh Tambahan Insentif

Rabu 15-01-2025,21:28 WIB
Reporter : Reza Permana
Editor : Reza Permana

BACA JUGA:12 Link Twibbon Isra Miraj 2025 Desain Estetik dan Penuh Makna, Cocok Dibagikan ke Medsos

BACA JUGA:Sinopsis Film Transporter 3 di Bioskop Trans TV Hari Ini 15 Januari 2025

Menurut dia, ada beberapa faktor yang memengaruhi pasar mobil 2025, antara lain PPn 12 persen, opsen pajak, dan kondisi perekonomian belum stabil.

Selain itu, ada faktor penurunan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS), Federal Funds Rate (FFR) dan makin banyak merek-merek kendaraan bermotor masuk ke Indonesia, sehingga konsumen mempuyai lebih banyak pilihan. Tahun ini, dia menuturkan, penjualan EV diperkirakan terus bertumbuh.

Dia menuturkan,  diperlukan dukungan kebijakan dari pemerintah, termasuk untuk mengatasi dampak opsen pajak kendaraan bermotor sehingga industri kendaraan bermotor nasional tetap bisa tumbuh.

Menurut dia, dukungan insentif dapat meningkatkan pertumbuhan industri kendaraan bermotor (KBM), terlihat pada peningkatan penjualan. Ini akan menggairahkan industri komponen, industri perbankan, hingga lembaga pembiayaan. 

BACA JUGA:Tak Ada Izin dan Amdal, Ombudsman Minta Pagar Laut di Pesisir Tangerang Segera Dibongkar!

BACA JUGA:Coba Kelabui Polisi, Nanang Limbad Potong Rambut Agar Tak Terendus Usai Bunuh Sandy Permana

“Selain itu, ini akan berdampak pada pertambahan pendapatan negara, baik pusat dan daerah, terdiri atas PPN, BBNKB, PKB, PPh badan, PPh perorangan,” kata dia. 

Gaikindo, kata dia, meminta semua teknologi elektrifikasi (xEV), yakni HEV, PHEV, dan BEV diberikan kesempatan untuk mendapatkan insentif sesuai dengan kontribusi dalam penurunan emisi karbon dioksida (CO2) dan bahan bakar minyak (BBM). 

“Meningkatnya perkembangan pasar xEV dapat memberikan dampak pada pendalaman industri untuk xEV juga potensi peningkatan ekspor xEV,” kata dia. 

Raden Pardede menyatakan, pasar mobil Indonesia stagnan di kisaran 1 juta unit sejak 2014 hingga 2023, terutama disebabkan rendahnya daya beli akibat penurunan kelas menengah, menurunnya produktivitas tenaga kerja, melambatnya pertumbuhan PDB per kapita, inflasi tinggi, nilai tukar mata uang asing, suku bunga, keterbatasan pembiayaan, dan regulasi pemerintah. 

Oleh sebab itu, dia menyatakan, kelas menengah akan menentukan arah pasar mobil ke depan.

BACA JUGA:Apa Itu Ormas GRIB Jaya yang Bentrok dengan Pemuda Pancasila Blora, Ternyata Kenalan Presiden RI

BACA JUGA:Sejumlah Alat Berat Bersiaga di dekat Pagar Laut Misterius Perairan Bekasi, Begini Penjelasan UPTD Jabar!

Intinya, pasar mobil bakal menguat tajam jika Indonesia mencapai visi Indonesia 2045, yakni pendapatan nasional bruto per kapita bisa 30.300 dolar Amerika, pertumbuhan ekonomi 7-8 persen per tahun, dan populasi berpenghasilan menengah sebesar 80 persen. 

Kategori :