Mantap! Inflasi Januari 2025 Turun dari Desember 2024, PMI Manufaktur Indonesia Ekspansi Lebih Tinggi

Selasa 04-02-2025,14:33 WIB
Reporter : Reza Permana
Editor : Reza Permana

JAKARTA, DISWAY.ID - Inflasi pada bulan Januari 2025 tercatat sebesar 0,76% (yoy), lebih rendah dibandingkan Inflasi Desember 2024 tercatat sebesar 1,57% (yoy).

Capaian ini mencerminkan efektivitas sinergi kebijakan pemerintah dalam menjaga stabilitas harga di tengah meningkatnya inflasi inti dan terkendalinya inflasi volatile food/VF, serta penurunan inflasi administered price/AP.

Hal ini merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter, kebijakan fiskal serta sinergi pengendalian inflasi, baik di tingkat pusat maupun daerah, melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID). Inflasi yang terkendali diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi tetap kuat.

BACA JUGA:Cara Jadi Agen Resmi Pangkalan Gas LPG 3 Kg, Modal KTP, NPWP hingga SIUP Bisa Jadi Ladang Bisnis!

BACA JUGA:Chelsea Ajukan Tawaran Gregory Kobel Tapi Kehilangan Bintang Kelas Dunia, Axel Disasi: Goodbye The Blues

Inflasi inti tetap mengalami kenaikan pada Januari 2025 sebesar 0,30% (mtm) atau 2,36% (yoy).

Emas perhiasan dan kopi bubuk masih menjadi penyumbang utama inflasi inti karena harga emas global masih berfluktuasi di tengah konflik geopolitik yang masih berlangsung dan harga kopi bubuk domestik yang terus meningkat.

Inflasi komponen harga bergejolak (volatile food/VF) pada Januari 2025 tercatat sebesar 2,95% (mtm) dan 3,07% (yoy).

Capaian ini sesuai dengan hasil High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Pusat (HLM TPIP) yang diselenggarakan pada 31 Januari 2025 bahwa inflasi harga bergejolak dijaga pada kisaran 3-5%.

BACA JUGA:Larangan Pengecer Jual LPG 3 Kg Bukan Kebijakan Prabowo, Dasco: Sudah Beri Perintah Baru ke Menteri ESDM

BACA JUGA:Satgas Pangan Polri Cek Lapangan Kelangkaan LPG 3 Kg

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga secara bulanan di Januari antara lain yaitu cabai merah, cabai rawit, ikan segar, daging ayam, dan beras.

Sementara itu, komponen harga diatur Pemerintah (administered price/AP) mengalami deflasi sebesar 7,38% (mtm) atau 6,41% (yoy).

Terjadinya deflasi pada komponen AP utamanya disebabkan oleh tarif listrik, tarif angkutan udara dan tarif kereta api.

Penurunan tarif listrik tersebut sejalan dengan kebijakan Pemerintah atas pemberian diskon tarif listrik sebesar 50% kepada pelanggan rumah tangga dengan daya 450 VA – 2200 VA yang berlaku selama bulan Januari-Februari 2025. Sepanjang Januari 2025 tarif listrik mengalami deflasi sebesar 32,03% (mtm) dan andil deflasi 1,47%.

Kategori :