"Kita tidak bisa membatasi akses anak, apalagi di rumah mengerjakan tugas. Siapa yang bisa mengontrol guru bahwa anak tidak boleh pakai HP atau mengakses internet yang dari internet itu bisa menanyakan pertanyaan-pertanyaan dan memperoleh jawaban dari AI," paparnya.
"Siapa yangg bisa mengontrol itu? Tidak apa-apa, biarkan anak itu mengakses itu (AI), tapi kemudian peran guru adalah bagaimana dia mengakses, sejauh mana jawaban yang diberikan, atau hasil pekerjaan yang anak lakukan itu benar-benar dia pahami."
Di samping itu, pihaknya juga tengah mengupayakan agar pemberian tugas siswa sekolah dilakukan secara manual, tanpa menggunakan teknologi gadget ataupun internet.
BACA JUGA:Korban Agus Disabilitas NTB Menjadi 13 Orang, KemenPPPA: Kami Jaga Kerahasiaan
Hal ini salah satu tujuannya untuk membatasi anak menggunakan gadget secara berlebihan.
Namun demikian, wacana ini masih dalam pembahasan awal antara pihaknya dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.