“Kalau kita profesor di luar, waktu saya jadi profesor di luar, itu saya yang menentukan, saya menerima mahasiswa, siapa mahasiswa yang saya terima, PhD student yang saya terima, nah itu kita bisa menerima PhD student dari Indonesia.”
Hal ini lantas semakin membantu meningkatkan perkembangan sains dan teknologi.
Stella menegaskan bahwa pernyataan ini didukung oleh berbagai penelitian dengan hasil terukur.
“Ada angka-angka yang sangat jelas dari riset-riset yang dilakukan, bukan dari kami, dari macam-macam peneliti bahwa brain circulation ini meningkatkan kualitas sains dan teknologi di negara asalnya,” paparnya.
“Juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi, karena dengan adanya kesempatan-kesempatan yang diberikan,” imbuhnya.
Sehingga disimpulkannya bahwa brain circulation ini sebenarnya sangat penting sekali untuk meningkatkan discourse power of Indonesia, itu sangat penting.
Di sisi lain, Stella mengaku bahwa pihaknya kini tengah mempersiapkan program yang menggaet diaspora di luar negeri untuk membantu kebutuhan dalam negeri.
“Kemendiktisaintek itu sebentar lagi akan ada dikhususkan untuk program riset ini yang merangkul kembali diaspora kita yang memang sudah sangat membantu sekali.”
Program ini tidak mewajibkan mereka untuk pulang ke Tanah Air, tetapi mempermudah calon diaspora untuk meningkatkan kapasitas diri di luar negeri.
“Tadi Pak Menteri bilang bahwa untuk meningkatkan dosen-dosen kita untuk mendapatkan S3, ini kita sangat membutuhkan bantuan dari diaspora-diaspora kita yang bisa menerima lebih gampang lagi dosen-dosen kita menjadi S3 di sana, dan kita mempunyai skema-skema khusus yang sebentar lagi akan kita launch untuk ini. Bersama-sama, baik dalam maupun di luar negeri, kita membangun di depan kita,” tutupnya.
BACA JUGA:Wamen Stella Christie Beberkan Pembangunan SMA Unggul Garuda di NTT, Hutan 20-40 Hektare Digarap
Latar Belakang Pendidikan Stella Christie
Stella yang memiliki latar belakang pendidikan yang kuat di bidang sains kognitif, hingga pengalaman bertaraf internasional di dunia akademisi dianggap menjadi potensi besar untuk berkontribusi dalam pembangunan pendidikan di Indonesia.
Salah satu hasil penelitiannya yang populer berfokus pada bagaimana manusia belajar dan berpikir, dimana dirinya menggunakan pendekatan interdisipliner yang menggabungkan studi manusia, hewan, dan kecerdasan buatan (AI) untuk menjawab pertanyaan mendasar: “Mengapa Kita Pintar?”.