JAKARTA, DISWAY.ID -- Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Dirjen Farmalkes), L. Rizka Andalusia menjawab isu kekosongan obat gagal ginjal yang ramai dibicarakan pada tahun lalu.
"Saat ini, isu kekosongan (obat ginjal takrolimus) itu sudah diatasi karena kita mempunyai beberapa jenis obat takrolimus yang sudah mendapatkan izin edar dari Badan POM, yaitu ada prograf dan tacsograf," ungkap Rizka pada Public Discussion Wolrd Kidney Day 2025 di Jakarta, 11 Maret 2025.
Sebagai informasi, takrolimus merupakan salah satu obat immunosupresan yang sudah terdata pada FORNAS, berdasarkan KMK No.HK.01.07/MENKES/1818/2024.
BACA JUGA:Dongkrak Potensi Industri Hijau dan Hilirisasi Nikel, Kemenperin Jalin Kerjasama dengan UNIDO
BACA JUGA:Pandawara Grup Curhat ke Prabowo Soal Perizinan Angkut Sampah
Menurutnya, terdapat lonjakan kebutuhan penggunaan takrolimus yang tidak sejalan dengan rencana kebutuhan obat (RKO).
"Pada 2024, ada lonjakan kebutuhan penggunaan takrolimus. Terjadi lonjakan antara RKO dengan real penggunaan sebanyak 260 persen," tambahnya.
Hal ini berkaitan dengan lonjakan jumlah permintaan obat tersebut.
"Alhamdulillah kalau memang jumlah pasien yang ditransplantasi makin banyak. Oleh karena itu, kami membangun sistem agar dapat memonitor berapa kebutuhan dan berapa ketersediaan."
Terkait dengan ketersediaan obat ini, ia menegaskan bahwa pemerintah menjamin ketersediaan dan pemerataan obat berdasarkan UU Nomor 17 Tahun 2023.
BACA JUGA:THR Tak Boleh Dicicil! Menaker Minta Pengusaha Bayar Paling Lambat H-7 Lebaran
BACA JUGA:Prabowo: THR dan Gaji ASN, TNI-Polri Cair 100%, Gaji ke-13 Menyusul di Juni
"Kami selalu memonitor ketersediaan obat-obatan khususnya obat immunosupresan. Kami memahami bahwa ini sangat-sangat dibutuhkan dan harus kontinu digunakan oleh masyarakat," tandasnya.
"Dan kami memonitor bahwa ketersediaan obat tersebut aman di e-catalog. Jadi tidak ada isu terkait dengan ketersediaan obat," tambahnya.
Sejalan dengan itu, pihaknya juga terus mengedukasi fasilitas kesehatan agar mengelola ketersediaan obat dengan aman dan berbagai perhitungan logistik.