BACA JUGA:Sadis! KKB Intan Jaya Bunuh Warga Sipil di Kali Wabu Intan Jaya Saat Bekerja
"Yang Dimana keberangkatan mereka tidak disaksikan oleh Kapolres karena pada saat itu kapolres tidak berada di Bintuni," ungkapnya.
Lalu, pada 16 Desember 2024 sekitar pukul 04.00 WIB tim tiba di Kampung Mayerga. Tim berjalan melalui belakang kampung, agar tidak diketahui masyarakat karena merupakan operasi senyap menuju titik lokasi yang diduga tempat persembunyian DPO Marten Aikingging.
"Yang mana perjalanan dari kampung Mayerga ke lokasi tersebut membutuhkan kurang lebih dua hari dengan berjalan kaki untuk sampai di lokasi DPO," ucapnya.
Kemudian, pada 17 Desember 2024, tim yang berangkat sudah tidak dapat dihubungi oleh keluarga karena sudah tidak ada sinyal. Keesokan harinya, pukul 12.00 WI, Riah Tarigan mendapat kabar dari Kompol Ade Luther Far-Far selaku Wakapolres Teluk Bintuni.
"Yang mengabarkan bahwa Iptu Tomi Samuel Marbun Hanyut terseret arus sungai ketija ingin melakukan penyeberangan menuju lokasi terduga DPO," ucapnya.
Informasi simpangsiur
Riah terkejut, sebab keterangan yang diberikan oleh Wakapolre simpangsiur. Awalnya Wakapolres mengatakan bahwa yang hanyut adalah Gideon Rumfambe, anggota Resmob Polres Teluk Bintuni. Kemudian, diganti dengan keterangan bahwa yang hanyut adalan Rolan Manggaprouw, Kanit Resmob.
"Dan akhirnya diganti lagi dengan keterangan bahwa yang hanyut adalah Iptu Tomi," terangnya.
Namun, hingga kini Polres Bintuni maupun Polda Papua Barat disebut tidak pernah memberikan pernyataan resmi tentang hilangnya Iptu Tomi Samuel Marbun.
Saat proses pencarian pun, Riah mengatakan Polres Bintuni menyurati Kodim Bintuni untuk meminta bantuan penambahan anggota. Kodim langsung mengirimkan 15 anggota dari Batalyon 763 Bintuni.
"Tetapi pada saat anggota batalyon tiba di posko pencarian, mereka tidak diberangkatkan ke TKP sebaliknya mereka disuruh oleh Bapak AKP Sakaria Tampo Selaku Kabag Ops untuk pulang dan siaga di Batalyon Saja," katanya.
Riah menuturkan kejanggalan lain adalah anggota tidak melakukan pencarian terhadap Kasat Reskrim yang hanyut. Melainkan, melanjutkan operasi untuk menangkap DPO Marten.
"Kemudian, setelah Iptu Tomi hanyut tidak pernah dilakukan olah TKP hingga saat ini," katanya.
Riah juga memohon kepada Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada untuk memberikan atensi kasus anggota Polri yang hilang tanpa kabar dan kejelasan selama 3 bulan. Kabareskrim diminta membentuk Tim Khusus yang berfokus untuk melakukan pencarian secara maksimal.
"Karena hilangnya Iptu Tomi Marbun merupakan bagian dari kegiatan atau tugas Negara. Memohon kepada Bapak Kabareskrim untuk memberikan atensi, karena selama ini tidak adanya penanganan yang serius dan cepat, baik dari Polres Bintuni Maupun Polda Papua Barat," pungkasnya.