554 WNI Jadi Korban Online Scam di Myanmar, Lima Hamil Jadi Korban Pelecehan Seksual

Rabu 19-03-2025,10:43 WIB
Reporter : Candra Pratama
Editor : Subroto Dwi Nugroho

TANGERANG, DISWAY.ID -- Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding mengakui, dari 554 orang WNI yang menjadi korban online scam di Myanmar, ada 5-6 orang sedang dalam kondisi mengandung (hamil).

"Jadi (dari 554 WNI korban scam online di Myanmar) yang kita ketahui 5-6 orang (perempuan) itu (sedang) hamil," ujar Karding kepada di Bandara Soetta, Selasa, 18 Maret 2025.

Meski begitu, Karding enggan menjelaskan lebih lanjut soal kronologi pelecehan seksual tersebut. Dia hanya mengungkapkan bahwa korban  Online Scam saat itu ditelanjangi hingga dilakukan tindakan tidak senonoh.

BACA JUGA:Kemendikdasmen: Pentingnya Kemampuan Literasi dan Numerasi untuk Masa Depan Bangsa

BACA JUGA:Potret Rapor Pendidikan: Angka Numerasi dan Literasi Sekolah di Indonesia Timur Masih Rendah

"Beberapa orang ditelanjangi, bahkan ada pelecehan seksual," katanya.

Kendati demikian, pihaknya memastikan bahwa para korban online scam itu akan dilakukan pendampingan dalam bentuk kesehatan hingga psikologis di Wisma Haji Pondok Gede.

"Mulai dari kasus sampai kondisi kesehatan psikis dan jasmaninya. Dan juga kemungkinan masalah-masalah lain. Kita akan profeling, memang rencana kita kita tampung 3 hari. Semua kita tanggung,” ungkapnya.

Tak hanya itu, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan juga akan memastikan pemeriksaan terhadap para perempuan WNI yang hamil di bawah Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) yang dipimpin Arifatul Choiri Fauzi. 

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam), Budi Gunawan mengatakan, sebanyak 554 WNI yang menjadi korban online scaming di Myawaddi, Myanmar mengalami berbagai kekerasan fisik.

BACA JUGA:Lebaran 2025 Dibayang-bayangi Prediksi Penurunan Ekonomi, Pengamat Ungkap Penyebabnya

BACA JUGA:Istana soal TNI Bisa Isi 16 Jabatan Sipil: Memang Butuh Keahlian Mereka

"Seperti pemukulan dan penyeturuman gitu, serta diancam yang terakhir ini bahkan diancam akan diambil organ tubuhnya manakala target yang diberikan oleh para kartel atau bandar ini tidak bisa terpenuhi," ujarnya di Bandara Soetta, Selasa, 18 Maret 2025.

Tak berhenti di situ, Budi menyampaikan, paspor mereka diambil, agar tidak bisa keluar dari area tersebut. Kemudian, para korban ini juga dilarang berkomunikasi dengan pihak luar, termasuk kepada keluarga.

"Sehingga dari indikasi-indikasi yang petunjuk-petunjuk yang ada ini sangat kuat bahwa adanya penyanderaan dalam jaringan mafia online scaming dalam skala yang besar atau masif ini," ungkapnya.

Kategori :