Jelang Lebaran, Kemenperin Ungkap Indeks Kepercayaan Industri Mulai Membaik

Kamis 27-03-2025,15:57 WIB
Reporter : Bianca Khairunnisa
Editor : M. Ichsan

JAKARTA, DISWAY.ID-- Kendati kondisi perekonomian global masih menunjukkan ketidakpastian, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan bahwa tingkat optimisme yang cukup tinggi terhadap kondisi iklim usaha di Indonesia.

Menurut Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arief, hal ini juga dibuktikan dari laporan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan Maret 2025 yang masih berada di level ekspansi, dengan berada di angka 52,98.

BACA JUGA:Ekonomi Global Masih Tidak Menentu, Kemenperin Ungkap Industri Manufaktur Masih Ekspansi

BACA JUGA:Industri Kosmetik dan Obat Tradisional Makin Jaya, Kemenperin Tekankan Pentingnya Branding

Kendati begitu, dirinya juga menambahkan bahwa capaian ini mengalami perlambatan 0,17 poin dibandingkan Februari 2025 atau melambat 0,07 poin dibandingkan dengan Maret tahun lalu.

"Perlambatan IKI pada Maret ini salah satunya karena adanya libur Lebaran, yang biasanya produksi ikut mengalami penurunan. Perusahaan meningkatkan produksinya dua atau tiga bulan sebelum Ramadan dan Lebaran untuk dapat memenuhi peningkatan permintaan bulan Ramadan hingga Lebaran," ujar Febri dalam agenda Rilis IKI Maret 2025, yang diselenggarakan secara daring, pada Rabu 26 Maret 2025.

BACA JUGA:Apple Masih Belum Bisa Jual iPhone 16 di Indonesia Meskipun Kantongi Sertifikat Postel, Kemenperin Ungkap Alasannya

BACA JUGA:Berikan Kontribusi Besar untuk Perekonomian, Kemenperin: Industri Kimia Perlu Dipacu Lagi

"Kami juga mendapatkan laporan penurunan penjualan produk makanan dan minuman serta tekstil dan produk tekstil (TPT) beberapa hari menjelang Lebaran dan liburan setelah Lebaran," tambahnya.

Adapun ekspansi IKI bulan Maret ini ditopang oleh geliat dari 21 subsektor dengan kontribusi terhadap PDB industri pengolahan non-migas pada triwulan IV tahun 2024 sebesar 96,5 persen. 

Dengan kata lain, Febri menambahkan,dari 23 subsektor industri pengolahan yang dianalisis, terdapat dua subsektor yang mengalami kontraksi.

BACA JUGA:YPTI Kuatkan Rantai Pasok Industri Dirgantara, Kemenperin Dukung Kerja Sama dengan PT Dirgantara Indonesia

BACA JUGA:Dongkrak Potensi Industri Hijau dan Hilirisasi Nikel, Kemenperin Jalin Kerjasama dengan UNIDO

"Untuk dua subsektor dengan nilai IKI tertinggi (ekspansi) adalah industri pencetakan dan reproduksi media rekaman (KBLI 18) serta industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional (KBLI 21). 

"Sedangkan dua subsektor yang mengalami kontraksi adalah industri furnitur (KBLI 31) serta industri karet, barang dari karet dan plastik (KBLI 22)," jelas Febri.

Kategori :