Di Malaysia, Mak Yong telah terdaftar ICH pada tahun 2008. Sementara di Indonesia, seni pertunjukan tersebut telah menyebar pada abad ke-19, khususnya di wilayah Kepulauan Riau dan Sumatra.
“Dengan pengajuan ekstensi ini, Indonesia berkomitmen untuk turut serta dalam pelestarian Mak Yong sebagai seni pertunjukan tradisional yang kaya nilai budaya. Kami berharap kerja sama dengan Malaysia akan semakin erat, sehingga upaya pelindungan dan pengembangan Mak Yong dapat terus berkelanjutan,” harap Fadli.
BACA JUGA:Peringati Hari Raya Nyepi, BRI Peduli Salurkan Bantuan Sembako Hingga Renovasi Pura
BACA JUGA:Gempabumi M5.4 Guncang Kota Banda Aceh, BNPB: Waspada Gempa Susulan!
Prinsip yang sama juga berlaku pada pengajuan warisan budaya jaranan.
Seni pertunjukan dan ritual yang menggabungkan tari, musik, dan unsur spiritual ini juga diajukan sebagai warisan takbenda dengan prinsip kerjasama internasional.
Dalam hal ini, nominasi mencakup berbagai varian jaranan, di antaranya Jaran Kepang, Jaran Bodhag, Jaranan Pegon, Jaranan Tril, Jaranan Jur Ngasinan (Jawa Timur), Ebeg Banyumas, Jaranan Margowati Temanggung, Turonggo Seto Boyolali (Jawa Tengah).
Jathilan, Jathilan Lancur (Daerah Istimewa Yogyakarta), dan Kuda Gipang (Kalimantan Selatan), serta didukung oleh komunitas kesenian lainnya yang tersebar di beberapa wilayah seperti Kuda Lumping.
Dokumen nominasi bersama untuk jaranan ini menandai tonggak penting dalam kemitraan budaya Indonesia dan Suriname yang mencerminkan komitmen bersama terhadap ikatan sejarah dan hubungan antarmasyarakat yang menghubungkan kedua negara.
BACA JUGA:Wow! KKN Mahasiswa UGM Bakal Lintas Negara, Dikirim ke Timor Leste
BACA JUGA:Gempabumi M5.4 Guncang Kota Banda Aceh, BNPB: Waspada Gempa Susulan!
"Pengajuan ini merupakan upaya memperkuat ikatan budaya kita dalam menjaga dan mempromosikan warisan budaya bersama," tuturnya.
Menurutnya, jaranan merupakan ekspresi yang hidup dari identitas spiritualitas dan kehidupan komunitas yang dipraktikkan di dalam keturunan Jawa di Suriname.
"Kami percaya nominasi ini menawarkan kesempatan untuk merayakan warisan budaya kita di panggung global."
Tak hanya itu, pihaknya juga mulai menjajaki peluang untuk nominasi bersama berikutnya, mengingat kekayaan warisan sastra dan bahasa yang dimiliki bersama antara Indonesia dan Suriname.
"Kami melihat potensi dalam berkolaborasi dalam nominasi aksara tradisional, seperti aksara Jawa dan aksara Pegon. Saya yakin ada potensi besar untuk memperluas kerjasama budaya kita lebih jauh," paparnya.