Hari Ini ‘Ultah' ke-57 DBD Kasus Pertama Ditemukan di Indonesia, Ayo Segera Vaksin!

Rabu 23-04-2025,17:12 WIB
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Editor : Marieska Harya Virdhani

“DBD bisa menyebabkan komplikasi berat seperti DSS, perdarahan hebat, hingga kematian. Bahkan bisa lebih parah jika terkena dengue untuk kedua kali atau lebih,” jelasnya.

Oleh karena itu, menurut dr. Dirga, vaksinasi menjadi opsi pencegahan yang kini direkomendasikan tanpa memandang riwayat infeksi sebelumnya.

Masyarakat Indonesia sejatinya aktif melakukan pencegahan mandiri.

Studi yang melibatkan 3.800 responden di Asia Pasifik menunjukkan 56% warga Indonesia aktif mengendalikan vektor nyamuk.

Namun, seperti disampaikan Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, tindakan ini cenderung musiman.

BACA JUGA:DBD Belum Ada Obatnya, Vaksinasi Cara Paling Jitu Beri Perlindungan Demi Kejar Nol Kematian 2030

“Konsistensi menjadi kunci. Karena itu, kami luncurkan kampanye edukatif baru melalui video, situs web, hingga kanal WhatsApp, agar informasi bisa menjangkau keluarga Indonesia secara luas.”

Tak hanya dari sisi medis dan pemerintah, suara publik juga menggaung.

Tasya Kamila, publik figur sekaligus ibu muda, menyuarakan keresahan yang dirasakan banyak orang tua.

“Sebagai ibu, saya tahu betul rasa takut saat anak demam tinggi. Tapi kita tidak perlu pasrah. Vaksin bisa jadi perlindungan tambahan dari dalam. Kenapa harus tunggu ada yang sakit dulu?” ungkapnya.

BACA JUGA:Nol Kematian Tahun 2030, Indonesia-Malaysia Sepakat Cegah DBD dengan Vaksinasi

Kampanye #Ayo3MPlusVaksinDBD menjadi bagian dari strategi nasional penanggulangan dengue 2021–2025. Melalui kolaborasi lintas sektor, edukasi konsisten, serta inovasi vaksinasi, Indonesia menapaki jalan panjang menuju tujuan besar:

Indonesia bebas kematian akibat DBD pada tahun 2030. Dan semuanya dimulai hari ini, dari rumah masing-masing.

Kategori :