JAKARTA, DISWAY.ID – Presiden Joko Widodo menanggapi dengan santai tuduhan yang dilontarkan oleh peneliti Rismon terkait keabsahan data KKN-nya semasa kuliah di UGM.
Menurut Jokowi, tuduhan palsu seharusnya bisa dibuktikan secara konkret.
“Semuanya kalau menuduh palsu, itu harus bisa membuktikan, palsunya di sebelah mana. Kalau memang menuduh, nanti bisa digugat balik. Wong melihat aslinya aja belum pernah, palsunya di mana?” kata Jokowi kepada awak media.
BACA JUGA:Puluhan Motor Ngibrit Kena Tilang ETLE, Lawan Arah di Kampung Melayu Jaktim
Terkait lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dipermasalahkan, Jokowi justru menantang agar dicek langsung saja ke lokasi.
Ia menyebut lokasinya di Desa Ketoyan, Kabupaten Boyolali, dan meminta publik ikut mengeceknya bersama-sama.
“Ya dicek aja di Desa Ketoyan, Kabupaten Boyolali. Tahunnya seingat saya 1985 awal. Dicek aja, bareng-bareng cek aja 50 orang. Gampang banget itu. Cek aja,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa peristiwa KKN itu sudah terjadi sekitar 40 tahun lalu, dan informasi bisa dikonfirmasi ke pihak desa.
“Tanya ke dulu Pak Kadesnya. Kalau beliau saat saya KKN sudah agak sepuh, ya tanya ke putra-putrinya. Gampang. Dekat. Nanti KKN-nya ganti lagi, study tour di mana, KKL di mana. Ampun, ampun, ampun,” kata Jokowi menambahkan dengan nada heran.
Sebelumnya, Rismon menyoroti sejumlah kejanggalan terkait riwayat pendidikan Presiden Jokowi, khususnya menyangkut KKN dan skripsi.
BACA JUGA:Ketum IKA SKMA: Kalteng Harus Jadi Bagian Kunci Kedaulatan Pangan, Air dan Energi Nasional
Ia mempertanyakan mengapa pihak UGM yang dimintai konfirmasi, bukan langsung dari Jokowi sendiri.
“Kenapa nggak (yang bersangkutan) aja menunjukkan sendiri ijazahnya daripada ke UGM?” ujar Rismon.
Ia juga menyebut adanya koreksi tahun KKN, serta klaim soal pembimbing skripsi yang disebut Pak Kasmujo, namun dibantah sendiri oleh yang bersangkutan bahwa ia bukan pembimbing skripsi ataupun akademik.