Di halaman kelas, tersedia fasilitas bermain seperti alat seluncur (perosotan), ayunan, serta kursi putar.
Nama Arutala berasal dari bahasa Sansekerta yang bermakna cita-cita tinggi dan mulia.
Seluruh anak asuh di TAS Arutala berasal dari kalangan keluarga prasejahtera berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Dinas Sosial Pemprov DKI Jakarta.
BACA JUGA:Satpol PP Belum Temukan Bendera One Piece Berkibar di Jakarta: Kalau Ada Laporkan!
BACA JUGA:Pembangunan LRT Velodrome-Manggarai Capai 61,79 Persen, Pengerjaan Girder Stasiun Dimulai
Menurut salah satu pengelola TAS Arutala, Sitoresmi Ratu Raras, dirinya mengasuh 25 anak prasejahtera dalam program daycare.
Anak-anak itu berasal dari wilayah Kecamatan Tanjung Priok.
Senin sampai Jumat, anak-anak dititipkan oleh orangtuanya.
Program daycare dimulai pukul 08.00 sampai 16.00 WIB.
Raras menerangkan, selain belajar dan bermain, setiap hari anak-anak mendapat asupan gizi berimbang.
Selain makan tiga kali sehari, anak-anak juga dapat camilan dan minuman bergizi seperti buah, susu, jus, bubur kacang ijo, dan lainnya.
BACA JUGA:Pramono Tepis Kabar Ada Pungli Rp50 Juta di Rekrutmen Damkar: Gak Benar Itu!
BACA JUGA:Bukan Mendadak, Sosialisasi Relokasi Pedagang Pasar Barito Sudah Sejak Lama
"Pelajaran yang diberikan setiap hari beda-beda materinya, seluruh anak juga dapat istirahat tidur siang," kata Raras.
Anak-anak asuh TAS Arutala diberi waktu tidur siang mulai pukul 13.00 sampai 15.00 WIB.
Setelah tidur siang, anak-anak dimandikan oleh pengasuh sebelum dijemput orang tuanya pulang ke rumah.