Nasionalisme yang Merangkul, Bukan Memukul
Kang Dedi menambahkan bahwa esensi dari nasionalisme adalah rasa cinta dan bangga terhadap negara.
Cara mengekspresikannya bisa berbeda-beda seiring perkembangan waktu.
Melarang kreativitas, menurutnya, justru bisa membuat generasi muda merasa jauh dari nilai-nilai kebangsaan.
"Jangan terlalu kaku. Nasionalisme itu harus merangkul, bukan memukul. Justru, biarkan rasa cinta tanah air itu mereka tunjukkan dengan cara mereka, selama tidak melanggar esensi utama, yaitu menghormati simbol negara," paparnya.
BACA JUGA:Anak Anda Main Game Roblox? Istana Peringatkan Bahaya dan Siap Blokir Jika...
BACA JUGA:Besok! KPK Panggil Nadiem Makarim Terkait Penyelidikan Google Cloud
Ia mencontohkan, memasang umbul-umbul atau hiasan lain di bawah Bendera Merah Putih sudah menjadi tradisi lama.
Ia melihat bendera komunitas sebagai bentuk "umbul-umbul modern" dari generasi sekarang.
"Yang tidak boleh itu kalau Bendera Merah Putih diganti, atau posisinya lebih rendah. Itu penghinaan.
“Tapi kalau Merah Putih tetap di puncak, di bawahnya ada ekspresi kegembiraan mereka merayakan kemerdekaan, kenapa tidak? Itu artinya mereka merayakan kemerdekaan bangsanya bersama komunitas yang mereka cintai," jelas Dedi.
Pernyataan Dedi Mulyadi ini sontak mendapat berbagai reaksi di media sosial.
BACA JUGA:BI Siap Mulai Uji Coba Payment ID Agustus Ini, Masyarakat Justu Khawatir
Banyak warganet yang setuju dan menganggap pandangannya sebagai solusi pragmatis yang dapat diterima semua pihak, baik yang memegang teguh aturan formal maupun kalangan muda yang ingin berekspresi.
Pandangannya dianggap sebagai jalan tengah yang menjaga sakralitas Merah Putih tanpa mematikan kreativitas anak bangsa.