Untuk sampai ke Blok M Hub dari kediamannya, Dea naik Transjakarta menuju Stasiun MRT Bundaran HI kemudian melanjutkannya dengan naik MRT dari Stasiun MRT Bundaran HI.
"Meskipun enggak sekali jalan, harus transit, ganti transportasi, tapi nyaman dan murah. Nggak kena macet juga," katanya.
Sementara itu, anggota Komisi B DPRD DKI, Pandapotan Sinaga, menyebut kawasan Blok M punya sejarah panjang.
Jadi sudah sepantasnya kawasan itu lebih dikuatkan dan dikembangkan agar dapat menjadi Sentra ASEAN.
BACA JUGA:Pemprov DKI Tata Kabel Udara, Warga: Bikin Aman dan Rapi
Menurut Pandapotan, moda transportasi menuju Blok M Hub juga terbilang beragam, mulai dari Transjakarta hingga MRT.
Dengan begitu, masyarakat diharapkan tak perlu lagi menggunakan kendaraan pribadi untuk ke Blok M Hub.
"Saya pikir sebagai tempat kuliner yang sudah menyebar di seluruh Jakarta, pusat sentralnya aktivitas masyarakat Jakarta," sambungnya.
Pandapotan menilai Pemprov DKI Jakarta masih perlu menambah fasilitas untuk kaum difabel di Blok M Hub agar lebih ramah disabilitas.
"Itu nanti menjadi pertimbangan, tetap menjadi perhatian khusus kalau fasilitas untuk difabel," pungkas dia.
Senada, pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahardiansah, menilai positif pembenahan Blok M Hub menjadi sentra kuliner ASEAN.
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini 18 Agustus 2025 saat Cuti Bersama Hujan Ringan, Liburan di Rumah
"Karena Blok M memiliki historis kan, gedung-gedungnya juga sangat mendukung. Tinggal direnovasi saja," ujar dia.
Selain itu, Trubus menilai akses transportasi bagi masyarakat untuk menuju kawasan Blok M sudah semakin mudah.