Insentif Impor Dihentikan, Kemenperin Desak Produsen Mobil Listrik Segera Produksi Lokal

Kamis 28-08-2025,14:55 WIB
Reporter : Bianca Khairunnisa
Editor : M. Ichsan

BACA JUGA:Melaju di Bali, Komunitas TVS Callisto Buktikan Eksistensi Lewat City Riding

Dari Perpres tersebut, TKDN mobil listrik produksi lokal wajib mencapai 40 persen pada 2022-2026. Lalu naik menjadi 60 persen pada 2027-2029 dan 80 persen mulai 2030.

“Yang dilakukan melalui CKD (Completely Knocked Down) sampai dengan 2026, dan pada 2027 dilakukan melalui IKD (Incompletely Knocked Down). Karena kalau masih tetap CKD, nggak akan tercapai angka 60 persen. Kemudian angka 80 persen dicapai melalui skema manufaktur part by part,” jelas Mahardi.

Sementara itu dari enam perusahaan yang mengikuti program insentif CBU, akan melakukan penambahan total investasi sebesar Rp 15 triliun serta rencana penambahan kapasitas produksi sebesar 305 ribu unit. 

Dari enam perusahaan tersebut, dua perusahaan melakukan kerja sama perakitan dengan assembler lokal, yakni PT Geely Motor Indonesia dan PT Era Industri Otomotif.

BACA JUGA:Dukung Megawati Hangestri Debut Manisa BBSK vs Altirnordu, KBRI Ankara Ajak Diaspora Nonton Gratis 29 Agustus 2025

BACA JUGA:Viral Ajakan Demo di Medsos, 120 Pelajar Dicegah Polisi Menuju DPR

Sementara itu, dua perusahaan melakukan perluasan kapasitas produksi, yakni PT National Assemblers dan PT Inchcape Indomobil Energi baru, dan dua perusahaan membangun pabrik baru, yakni PT BYD Auto Indonesia dan PT Vinfast Automobile Indonesia.

Kendati begitu hingga artikel ini ditulis, pihak BYD sendiri masih enggan memberikan tanggapan terkait dengan penghentian pemberian insentif mobil listrik impor Ini.

“Belum ada feedback,” ucap pihak BYD dalam pesan singkat yang diberikan kepada Disway.

Tanggapan Gaikindo

Di sisi lain, Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara turut mengakui bahwa insentif BEV impor dalam rangka tes pasar ini sebenarnya telah sukses meningkatkan adopsi mobil ini di Indonesia.

Kendati begitu, dirinya juga mengungkapkan bahwa hal ini juga menekan kinerja industri yang sudah lama eksis. 

BACA JUGA:Kuota Haji 2024 Diselidiki, Bos Maktour Fuad Hasan Diperiksa KPK

BACA JUGA:Daftar Rute Transjakarta Dialihkan Imbas Demo Buruh 28 Agustus 2025, Cek di Sini

“Gaikindo mencatat, utilisasi industri mobil turun dari 73 persen menjadi 55 persen tahun ini, seiring turunnya penjualan mobil domestik. Penjualan mobil domestik turun menjadi 865 ribu unit pada 2024 dibandingkan tahun 2014 sebanyak 1,2 juta unit. Tren ini berlanjut pada tahun ini, di mana per Juli lalu, penjualan mobil turun 10 persen menjadi 453 ribu unit,” jelas Kukuh.

Kategori :