“Ada kemungkinan besar penurunan IHSG dipatok di 3 persen jika melihat kondisi yang terjadi tadi malam,” jelasnya.
Selain itu menurut Ibrahim, faktor eksternal seperti ekspektasi penurunan suku bunga The Fed sebenarnya mendukung, namun gejolak politik dalam negeri membuat pasar saham goyah.
Aksi demo pada Kamis 28 Agustus 2025, yang diwarnai insiden kendaraan taktis Brimob melindas pengemudi ojek online membuat sentimen pasar semakin buruk.
BACA JUGA:Alasan NasDem Mutasi Sahroni: Ingin Kadernya Kerja Terbaik buat Rakyat
“Ini yang membuat pasar, baik rupiah maupun IHSG, memanas. Kejadian tadi malam benar-benar memicu keresahan di masyarakat, mahasiswa, hingga pelajar,” tegas Ibrahim.
Koreksi tajam IHSG ini kembali membuktikan betapa sensitifnya pasar modal Indonesia terhadap isu politik.
Jika gejolak tidak segera mereda, tekanan jual diprediksi makin kuat dan bisa menyeret IHSG lebih dalam lagi.