16 Ormas Islam Berdialog dengan Prabowo di Hambalang, Seruan Damai di Tengah Situasi Memanas

Sabtu 30-08-2025,22:45 WIB
Reporter : Khomsurijal W
Editor : Khomsurijal W

BOGOR, DISWAY.ID– Pada Sabtu, 30 Agustus 2025, Presiden Prabowo Subianto menggelar pertemuan selama tiga jam dengan 16 organisasi keagamaan (ormas) Islam di kediamannya di Hambalang, Bogor, Jawa Barat.

Pertemuan ini berlangsung di tengah situasi sosial yang memanas pasca-kematian pengemudi ojek online Affan Kurniawan, yang tewas dilindas kendaraan taktis Brimob saat demonstrasi di Jakarta pada 28 Agustus 2025.

Dengan kehadiran tokoh-tokoh penting dari ormas seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), pertemuan ini menjadi sinyal kuat untuk meredakan ketegangan dan menjaga kerukunan nasional. 

BACA JUGA:Brankas di Rumah Ahmad Sahroni Diarak Massa, Pamerkan Uang 1.000 Dolar Singapura

Diketahui, kericuhan demonstrasi yang melanda sejumlah kota, seperti Yogyakarta, Bandung, Mataram, dan Pekalongan pada 29–30 Agustus 2025, dipicu oleh kematian tragis Affan Kurniawan serta kemarahan masyarakat terhadap kebijakan DPR, seperti tunjangan rumah anggota DPR dan RUU yang dianggap merugikan rakyat.

Aksi massa berujung pada pembakaran fasilitas umum, termasuk Gedung DPRD Makassar, Gedung DPRD Solo, Gedung DPRD NTB, Gedung DPRD Pekalongan, dan rumah aset MPR RI di Bandung. Tindakan represif aparat, seperti penggunaan gas air mata, semakin memanaskan situasi.

Di tengah situasi memanas ini, Presiden Prabowo mengambil langkah proaktif dengan mengundang 16 ormas Islam, termasuk Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Hidayatullah, Al Irsyad, Persatuan Islam (Persis), Mathla'ul Anwar dan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII), untuk berdialog dari hati ke hati di Hambalang. Tujuannya, mencari solusi damai dan mencegah eskalasi konflik lebih lanjut.

BACA JUGA:Fraksi Gerindra Sampaikan Duka dan Permohonan Maaf, Setujui Penghentian Tunjangan Anggota DPR

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya, menjadi salah satu tokoh dalam pertemuan ini.

Dalam pernyataannya, ia menekankan pentingnya menjaga ketenangan di tengah gejolak sosial. “Alhamdulillah, sore ini kami berdialog dari hati ke hati dengan Bapak Presiden. Kami memahami betul persoalan bangsa yang sedang kita hadapi hari-hari ini. Karena itu, kami bersepakat untuk mengajak masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi, agar bangsa ini bisa menghadapi tantangan dengan kepala dingin,” ujar Gus Yahya.

Gus Yahya juga menegaskan kesiapan ormas Islam untuk bergandengan tangan dengan pemerintah guna mencari solusi terbaik.

“Insya Allah, bersama Presiden dan pimpinan umat, kita bisa mengatasi segala tantangan dengan cara yang damai dan bermartabat,” tambahnya, menunjukkan komitmen NU untuk menjadi penyejuk di tengah situasi panas.

BACA JUGA:Dampak Ricuh Demo di Bandung, 5 Bangunan Dibakar Massa: Ada Rumah Makan

BACA JUGA:Gedung DPRD Dibakar Massa Aksi di Makassar hingga Solo

Pernyataan ini sejalan dengan peran historis NU sebagai pilar kerukunan, yang pada 2023 menerima Zayed Award for Human Fraternity bersama Muhammadiyah atas kontribusi mereka dalam perdamaian.

Kategori :