Pangan Murah, Rakyat Sejahtera

Senin 08-09-2025,07:08 WIB
Reporter : Tim Lipsus
Editor : Dimas Chandra Permana

"Atau paling tidak tercukupilah. Jadi masyarakat tidak kekurangan makanan, ketersediaan pangan," urainya.

Trubus berharap ini adalah program yang berkelanjutan. Merata sampai ke seluruh wilayah Indonesia.

Khususnya wilayah 3T. Secara, infrastruktur kita patut diakui belum sepenuhnya merata. Ia menegaskan, pemerintah harus all out di wilayah ini.

"Itu kalau bisa ada peran pemerintah untuk menyediakan secara tidak hanya beras. Tapi yang lainnya juga seperti minyak goreng, ya kebutuhan pangan lainnya terpenuhi," harapnya.

Sementara itu, akademisi sekaligus pengamat politik dan kebijakan Publik, Farhan Sofian, ikut menyoroti gerakan pangan murah. 

Menurutnya, ini menjadi langkah serius pemerintah untuk menstabilkan harga pangan di Indonesia. Belum lagi masalah besarnya adalah ketidakpastian ekonomi global saat ini.

Program ini, kata Sofian, sebagai langkah serius pemerintah dalam upaya meningkatkan daya beli masyarakat sehingga perputaraan ekonomi di Indonesia tetap stabil.

"Hal itu akan berdampak kepada meningkatkan kesejahteraan masyarakat ke depannya," ujar akademisi asal Tangerang itu kepada Disway

"Paling tidak, ini bisa menjaga stabilitas dalam ekonominya. Agar mereka bisa hidup dengan layak baik dalam kehidupan sehari-hari maupun pendidikan anak-anaknya ke depan," jelasnya.

GPM Pecahkan Rekor

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menegaskan pentingnya kolaborasi dalam pelaksanaan GPM.

"Badan Pangan Nasional tentu tidak mampu bekerja sendiri. Kolaborasi dengan banyak pihak menjadi keharusan. Program GPM telah diinisiasi sejak lama. Hal ini pun kerap ditekankan dalam rapat pengendalian inflasi setiap minggu di Kementerian Dalam Negeri," kata Arief Prasetyo kepada Disway, pada Rabu 3 September 2025.

Menurut Arief, esensi utama GPM adalah memperluas akses masyarakat terhadap pangan terjangkau.

"Esensi GPM menjaga keterjangkauan pangan. GPM ini mampu tersebar secara ekstensif di banyak lokasi yang memudahkan akses masyarakat," ucapnya.

Efektivitas program ini sudah terbukti dalam beberapa tahun terakhir. Tahun 2022, GPM hanya digelar 442 kali dan inflasi pangan memuncak hingga 11,47 persen pada Juli 2022. 

Hebatnya, pada 2023 pelaksanaan meningkat menjadi 1.626 kali. Puncaknya di 341 titik serentak. Hasilnya sukses menekan inflasi tahunan ke angka 6,73 persen.

"Di 2023, fenomena El Nino mulai melanda yang menyebabkan kekeringan di Indonesia," tambah Arief.

Kategori :