Pangan Murah, Rakyat Sejahtera

Senin 08-09-2025,07:08 WIB
Reporter : Tim Lipsus
Editor : Dimas Chandra Permana

Pada 2024, intensitas GPM meningkat drastis hingga 9.547 kali. Ini menurunkan inflasi pangan tahunan secara signifikan ke level 0,12 persen. 

Namun, pada 2025, inflasi kembali menunjukkan fluktuasi, dengan angka 3,82 persen pada Juli dan 4,47 persen pada Agustus.

"Jumlah GPM Januari-Agustus telah mencapai 7.540 kali atau telah berada di 78,9 persen dari realisasi GPM tahun 2024," papar Arief.

Ia juga menekankan pentingnya sinergi semua pihak dalam program ini.

"Spirit penggencaran GPM banyak pihak justru diperlukan bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkan akses pangan yang lebih terjangkau dan berkualitas," pungkasnya.

Salah satu capaian monumental GPM terjadi pada 29 Agustus 2025. Pelaksanaannya digelar serentak di 4.337 titik, seluruh Indonesia. 

Capaian ini memecahkan rekor sebelumnya yang tercatat pada Juni 2023, dan berhasil dicatat oleh Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyambut baik penghargaan tersebut dan menegaskan pentingnya operasi pasar sebagai strategi pengendalian harga.

"Sebelumnya kita sudah melakukan operasi pasar di 4.337 titik. Sekarang kita fokus melanjutkan operasi pasar besar-besaran di 214 kabupaten seluruh Indonesia bersama Kemendagri, Bulog, Bapanas, dan seluruh pihak terkait," kata Menteri Amran.

Ia menyebut langkah ini mulai menunjukkan hasil. "Namun kita tidak boleh berhenti sampai di sini," tegasnya.

Amran menegaskan operasi pasar akan terus dilakukan. Setidaknya sampai akhir tahun, agar harga beras tetap terkendali.

"Kita harus terus melakukan operasi pasar untuk menekan harga, terutama di 214 kabupaten yang sudah kita data. Bila perlu, kita lanjutkan sampai bulan Desember. Stok kita aman, saat ini tersedia 1,3 juta ton beras untuk operasi pasar, dengan total stok nasional kurang lebih 4 juta ton," tutup Amran.

Dari sisi distribusi dan kualitas beras, Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani memastikan pihaknya berkomitmen menjaga mutu produk yang disalurkan kepada masyarakat.

"Kemungkinan dengan nanti periode 2 bulan lagi, ini kan sudah panen baru lagi. Dengan harapan yang ini keluar, nanti yang 2 bulan lagi panen, kita sudah bisa menyerap lagi. Serapan ke depan ini estimasinya sekitar 1 juta ton," jelas Rizal di kantor Perum Bulog pada Selasa, 2 September 2025.

Ia menekankan seluruh proses distribusi dilakukan dengan ketat agar kualitas beras tetap terjaga.

Menurut Rizal, keberadaan stok yang cukup saat ini sekitar 3,9 juta ton. Ini menjadi modal penting untuk menjaga kestabilan harga.

Kategori :