- Coba fitur dasar seperti pembuatan teks otomatis dan workflow sederhana.
BACA JUGA:by.U Hadirkan Program 'KOREA KAJA 2025', Menangkan Jalan-Jalan Gratis ke Korea Selatan!
3. Terapkan ke kebutuhan bisnis
- Layanan pelanggan: bangun knowledge base (FAQ produk, kebijakan retur) lalu latih chatbot agar mampu memberi jawaban konsisten.
- Konten pemasaran: buat template prompt untuk caption Instagram, deskripsi produk, hingga ide kampanye musiman.
- Analisis data: unggah dataset sederhana (anonymize dulu), minta ringkasan tren mingguan atau rekomendasi stok.
- Pengembangan produk: minta ide varian baru berdasarkan tren bahan alami atau preferensi lokal.
4. Integrasi ke ekosistem
- Sambungkan output ke platform e-commerce, CRM, atau software akuntansi lewat API atau integrasi pihak ketiga.
- Mulai dari automasi ringan (notifikasi stok, draft email) sebelum menambah alur yang kompleks.
BACA JUGA:6 Tips UMKM Bertahan di Era Digital Menurut beritasriwijaya
Contoh prompt yang efektif (bahasa Indonesia)
“Buatkan 5 caption Instagram singkat untuk produk sabun herbal [nama produk] dengan target wanita 25–40 tahun; sertakan CTA dan 3 hashtag.”
“Ringkas data penjualan 3 bulan terakhir, identifikasi 2 produk terlaris dan rekomendasi persediaan untuk bulan depan.”
“Buatkan skrip respons chatbot untuk pertanyaan: ‘Apakah produk bisa dikirim hari ini?’ dan ‘Bagaimana cara retur?’”
BACA JUGA:OJK Buat Aturan Baru terkait Pembiayaan UMKM, Berikut Isi Pokoknya
Tips untuk hasil optimal
Beri instruksi spesifik: semakin detail konteks dan tujuan, semakin relevan outputnya.
Iterasi: gunakan hasil awal sebagai draf — perbaiki dan simpan prompt yang sukses.
Campur kreativitas manusia: gunakan AI untuk memproduksi ide, lalu edit agar sesuai karakter merek.