JAKARTA, DISWAY.ID - Kasus cacingan akut kembali mencuat di Indonesia, kali ini menimpa seorang balita bernama Khaira Nur Sabrina (1,8) di Kabupaten Seluma, Bengkulu.
Kondisi memprihatinkan ini menjadi sorotan nasional, apalagi setelah cacing gelang keluar dari mulut dan hidung balita tersebut saat ia dirawat di rumah sakit.
BACA JUGA:Profil dan Rekam Jejak Afriansyah Noor yang Dikabarkan Jadi Wamenaker Gantikan Noel
BACA JUGA:Aktivasi Balai Rakyat dan Gelanggang Remaja Membuat Kaum Muda Jakarta Makin Antusias Berkegiatan
Kasus ini terungkap setelah orang tua Khaira membawa anaknya ke RSUD Tais karena mengalami demam tinggi dan batuk. Setelah pemeriksaan intensif, dokter mendiagnosis Khaira menderita gizi buruk dan cacingan akut.
Kondisi rumah keluarga yang beralas tanah, lembap, dan kotor diduga menjadi pemicu utama. Selain Khaira, kakak kandungnya yang berusia 4 tahun juga mengalami gejala serupa, memperburuk kekhawatiran publik.
Kasus Khaira ini mengingatkan kembali pada kasus serupa yang pernah dialami oleh bocah bernama Raya di Sukabumi, Jawa Barat, yang meninggal dunia akibat cacingan akut. Fenomena berulang ini menjadi "alarm keras" bagi pemerintah dan seluruh pihak terkait untuk lebih serius menangani masalah sanitasi dan gizi di masyarakat.
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Dante Saksono Harbuwono, menanggapi kasus ini dengan serius. Ia menekankan bahwa sanitasi yang buruk dan gizi yang tidak memadai adalah akar dari berbagai masalah kesehatan, termasuk wabah penyakit.
BACA JUGA:Beredar Surat BGN Lepas Tangan Jika Siswa Keracunan MBG di Brebes, Begini Klarifikasinya
Oleh karena itu, Wamenkes Dante berencana untuk lebih gencar mengkampanyekan pentingnya Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan peningkatan gizi. Menurutnya, perbaikan sanitasi bukan hanya tugas individu, tetapi merupakan gerakan multisektor yang melibatkan kolaborasi antara berbagai kementerian dan masyarakat.
"Karena itu tercangkut dengan faktor ijin yang harus kita sosialisasikan kepada masyarakat. Jadi masalah higienis ini akan menjadi masalah penting, dan masalah gizi juga akan menjadi masalah penting, karena kejadian cacingan itu kan tidak spesifik terjadi," ujar Wamen Dante Saksono ditemui di kantor Kementerian Kesehatan, Rabu 17 September 2025.
Peran Sanitasi dan Gizi dalam Mencegah Penyakit
Menurut Wamen Dante Saksono sosialisasi higienitas ditambah tindakan promosi dan preventif ke masyarakat bisa mengurangi kasus cacingan di Indonesia. Ia berharap, dengan demikian kasus cacingan pada anak tidak terulang kembali.
BACA JUGA:Cosmobeauté Indonesia 2025 Hadir di ICE BSD, Tawarkan Inovasi dan Peluang Bisnis Global
"Jadi kalau kita menciptakan higienitas dan menciptakan promosi dan preventif kepada masyarakat, mudah-mudahan bisa lebih baik lagi dan tidak terulang di masa yang akan datang," tutur Dante.
Kasus cacingan Khaira di Bengkulu ini sekali lagi menegaskan bahwa masalah kesehatan tidak bisa berdiri sendiri. Keterkaitan antara kemiskinan, sanitasi lingkungan, dan asupan gizi yang buruk menjadi lingkaran setan yang harus diputus.