bannerdiswayaward

Penyakit Leptospirosis dan Diare Ancam Korban Banjir Sumatera di Pengungsian, Wamenkes Ingatkan Hal Ini

Penyakit Leptospirosis dan Diare Ancam Korban Banjir Sumatera di Pengungsian, Wamenkes Ingatkan Hal Ini

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono meminta korban banjir Sumatera di pengungsian untuk mewaspadai penyakit Leptospirosis dan diare. -Disway.id/Hasyim Ashari-

JAKARTA, DISWAY.ID – Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono meminta korban banjir Sumatera di pengungsian untuk mewaspadai penyakit Leptospirosis dan diare. 

Dantebmenyatakan fokus Kementerian Kesehatan (Kemenkes) saat ini adalah melakukan mitigasi serius terhadap potensi ledakan kasus penyakit menular pascabencana banjir di Sumatra dan beberapa wilayah lainnya.

Dante secara khusus mewaspadai peningkatan kasus penyakit yang ditularkan melalui air dan tikus, seperti Leptospirosis dan diare akut.

Wamenkes Dante menjelaskan bahwa fase pasca bencana seringkali menjadi periode kritis di mana ancaman kesehatan masyarakat justru meningkat karena sanitasi yang buruk dan genangan air yang tercemar.

BACA JUGA:Mendagri Bantah 3 Kepala Daerah Menyerah Tangani Banjir Sumatera: Bukan Menyerah Total, tapi Semampunya

Waspada Ancaman "Kencing Tikus" (Leptospirosis)

Dante menyoroti Leptospirosis sebagai salah satu penyakit paling berbahaya dan mematikan yang patut diwaspadai pasca banjir.

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira yang dibawa oleh hewan pengerat (tikus) dan dapat masuk ke tubuh manusia melalui luka terbuka, selaput lendir, atau saat membersihkan puing-puing banjir.

"Ini kan sekarang yang paling penting itu mitigasi dari korban-korban yang mengalami luka yang akut. Itu ada beberapa ya, ada yang patah tulang, kita sudah kirimkan timnya ke sana," ungkap Wamenkes ketika ditemui awak media di Jakarta Pusat, Rabu 3 Desember 2025.

BACA JUGA:Aceh Porak-Poranda! 14 Jembatan Putus akibat Banjir dan Tanah Longsor

Diare dan Penyakit Berbasis Air

Selain Leptospirosis, diare dan penyakit berbasis air lainnya seperti disentri juga menjadi ancaman utama.

Rusaknya sumber air bersih dan sanitasi di pengungsian menciptakan lingkungan ideal bagi bakteri penyebab diare.

"Ini yang paling penting karena kejadian pasca bencana itu berkaitan dengan penyakit-penyakit seperti diare, demam, batuk pilek, ada leptospirosis, akibat kejadian banjir," ungkap Wamenkes.

BACA JUGA:Greenpeace Tantang Prabowo Buktikan dan Usut Asal Usul Kayu Gelondongan di Banjir Sumatera: Ini Krisis Iklim!

"Ini kita terus mitigasi. Kita juga melakukan evaluasi pada mereka-mereka yang mempunyai risiko tinggi. Misalnya lansia, ibu hamil, orang yang mengalami cuci darah, orang yang pakai insulin. Ini juga terus kita evaluasi," tutur Dante.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads