Pramono menambahkan, Pemprov DKI Jakarta juga terus memperluas kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk sektor swasta, komunitas, dan akademisi, guna menghasilkan inovasi teknologi serta program edukasi yang mendukung pengurangan sampah.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto menjelaskan, RDF Plant Rorotan menjadi solusi percepatan pengelolaan sampah di Jakarta.
BACA JUGA:Sukses Tekan Kemacetan TB Simatupang, Tol Fatmawati 2 Digratiskan hingga Oktober
BACA JUGA:Kurang Sebulan Transjakarta 3 Kali Kecelakaan, Pramono: Kami Evaluasi!
Fasilitas ini akan mengolah sampah menjadi bahan bakar alternatif yang prosesnya dijamin ramah lingkungan.
Dia menyebut RDF Plant Rorotan sudah dilengkapi teknologi dengan standar keamanan tinggi dan dimonitor langsung oleh tim ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
“Kami memastikan masyarakat sekitar tidak perlu khawatir. Teknologi RDF Plant Rorotan ini mengadopsi perangkat canggih dari Austria, Jerman, Italia, dan Belanda, yang sudah terbukti dalam pengolahan sampah tanpa menimbulkan polusi,” kata Asep.
Dia mengungkapkan, RDF Plant Rorotan dirancang dengan sistem pengendalian pencemaran udara atau polutan mutakhir secara berlapis.
Di awali dari tiga unit deodorizer di area proses, produksi, dan residu untuk menghilangkan bau.
BACA JUGA:Cemburu Buta, Suami di Cakung Bakar Rumah dan Aniaya Ibu Mertua
Ada juga Active Turbo Cyclone pengendalian emisi, Bag Filter sebagai penyaring debu, Wet Scrubber dan cerobong, yang sudah dimodifikasi, untuk menyaring polutan gas.
Selain itu, dipasang Wet Electrostatic Precipitator untuk menangkap partikulat halus dan kabut, hingga Carbon Active untuk menyerap senyawa kimia berbahaya.
RDF Plant Rorotan ditargetkan beroperasi mulai 24 September 2025.
"Kami berharap manfaat fasilitas ini dapat dirasakan bersama, sementara dampak yang dikhawatirkan bisa ditekan semaksimal mungkin,” ujar Asep.
Pemprov DKI Jakarta berkomitmen untuk selalu menjaga keseimbangan antara pembangunan infrastruktur dengan kenyamanan warga.