JAKARTA, DISWAY.ID -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta siap mengoperasikan Refuse-Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan di Jakarta Utara sebagai upaya percepatan menekan produksi sampah di Ibu Kota.
Fasilitas canggih ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan sampah secara komprehensif, terukur, dan berkelanjutan.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemprov DKI mencatat, produksi sampah di Jakarta mencapai 7.500-8.000 ton per hari, dengan 74 persennya dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi.
BACA JUGA:Jadwal Ganjil Genap Jakarta Hari Ini 22 September 2025, Kembali Berlaku di 25 Ruas Jalan
Namun, puncak gunung sampah di TPST Bantergebang sekarang sudah mencapai 59 meter, mendekati over topping.
Kondisi ini dikhawatirkan memicu longsor serta dampak negatif lain terhadap lingkungan sekitar.
Berbagai strategi telah dilakukan Pemprov DKI Jakarta untuk menekan produksi sampah di Jakarta, dari hulu ke hilir.
Mulai dari pengurangan sampah di lingkungan warga melalui program bank sampah dan budidaya maggot, Jakarta Recycle Center, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Merah Putih, pengembangan RDF Plant di Bantargebang, hingga terbaru pembangunan RDF Plant di Rorotan.
Gubernur DKI Pramono Anung mengatakan, pengelolaan sampah di Jakarta akan dibuat menjadi energi terbarukan, salah satunya melalui teknologi Refuse Derived Fuel (RDF).
BACA JUGA:Rekomendasi Pesantren Tahfidz di Depok, Fasilitas Lengkap dan Ribuan Santri Hafal Alquran
BACA JUGA:Gelaran TNI Fair Bikin Stasiun Ramai, KAI Commuter Operasikan 1.063 Perjalanan di Akhir Pekan Ini
"Sehingga dengan demikian, RDF di Bantargebang dan Rorotan diharapkan dapat menurunkan produksi sampah 5.000 atau 6.000 ton per hari," ungkap Gubernur Pramono seperti dilansir jakarta.go.id.
Fasilitas RDF Plant di TPST Bantargebang memiliki kapasitas pengolahan sampah hingga 2.000 ton per hari.
Sementara fasilitas RDF Plant di Rorotan memiliki kapasitas pengolahan sampah 2.500 ton per hari.