Muhammadiyah DKI: Transformasi PAM Jaya Jadi Perseroda Momentum Tingkatkan Layanan Publik

Selasa 23-09-2025,12:54 WIB
Reporter : Cahyono
Editor : Subroto Dwi Nugroho

"Target yang dipatok Gubernur sampai 2029 mencakup pembangunan 7.000 kilometer pipa. Dampaknya menimbulkan kemacetan karena memang tidak bisa lagi tidak menggunakan badan jalan," kata Arief.

BACA JUGA:Cegah Kecelakaan Berulang, Transjakarta Gandeng KNKT Evaluasi Menyeluruh Keselamatan Layanan

BACA JUGA:DPRD DKI Usul Pramono Terbitkan Kartu Pangan Murah untuk Cegah Pungli

Arief menjelaskan, tantangan utama penyediaan air baku juga masih membayangi.

Bendungan Karian yang dijanjikan Kementerian PUPR belum bisa berkontribusi.

Padahal, saat ini 85 persen pasokan air baku Jakarta masih dari luar wilayah, termasuk Jatiluhur. 

"Tapi pesan Pak Gubernur jelas jangan bergantung pada satu sumber. Kami cari alternatif, bahkan ke Banten," ujarnya.

Selain itu tantangan yang dihadapi PAM JAYA adalah usia jaringan pipa yang menua dan itu menjadi pekerjaan berat.

BACA JUGA:HUT Lalu Lintas Bhayangkara ke-70, Kakorlantas Janji Humanis dan Tertibkan Sirene-Strobo

BACA JUGA:Kasus Bullying di Cikarang, Enam Siswa Resmi Jadi Tersangka

Tercatat 70 persen pipa berusia 25-40 tahun, sebagian besar bukan food grade, rawan kebocoran, dan memicu tingginya non-revenue water (NRW).

Akibat kebocoran itu kerugian yang diderita PAM Jaya diperkirakan mencapai Rp1 triliun per tahun.

Untuk menutup celah itu, PAM Jaya mempercepat inovasi dengan menyiapkan empat instalasi pengolahan air (IPA) baru yakni di Semanan, Muara Karang, Condet, dan Kanal Banjir Barat 2.

Teknologi water purifier juga diluncurkan agar air perpipaan tetap layak minum meski melewati pipa lama.

"Air perpipaan PAM hanya Rp1 per liter, sangat murah dibanding air kemasan. Kami ingin masyarakat beralih," tegasnya.

BACA JUGA:Wali Kota Jakpus Arifin Tegas, Segel Bangunan Nakal, Sudin CKTRP Diperintah Rutin Sikat Pelanggar

Kategori :