JAKARTA, DISWAY.ID -- Pangeran Kesultanan Johor, Tunku Ismail Idris ibni Sultan Ibrahim, akhirnya angkat bicara terkait sanksi FIFA yang dijatuhkan kepada Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM), atas pelanggaran prosedur naturalisasi tujuh pemain.
Melalui unggahan di media sosial, pemilik klub Johor Darul Ta’zim (JDT), mempertanyakan keabsahan keputusan FIFA yang dinilainya janggal dan tidak transparan.
FIFA sebelumnya menjatuhkan sanksi tegas kepada FAM, termasuk denda finansial dan larangan beraktivitas selama 12 bulan bagi tujuh pemain yang dinaturalisasi.
BACA JUGA:AFC Tunggu Putusan FIFA Terkait Skandal Naturalisasi, Ranking Timnas Malaysia Bakal Terjun Bebas
Keputusan ini mengejutkan publik sepak bola Malaysia, apalagi sebagian besar pemain yang dihukum merupakan pilar dari JDT, klub yang dipimpin langsung oleh Tunku Ismail.
Lewat akun X (dulu Twitter) @HRHJohorII, Tunku Ismail mengungkapkan kekecewaannya terhadap keputusan FIFA yang dinilai sepihak.
“FAM sudah mengikuti prosedur dan bekerja sama dengan FIFA serta pemerintah Malaysia. FIFA sudah memberikan persetujuan sebelumnya. Lalu, kenapa sekarang diputuskan berbeda? Apakah ada campur tangan pihak luar yang memengaruhi FIFA?” tulis Tunku Ismail.
Ia juga menyoroti proses hukuman yang dinilainya tidak adil karena tidak disertai dengan alasan jelas dan diumumkan ke publik meskipun proses banding masih berlangsung.
“Satu hal lagi, hukuman dijatuhkan tanpa penjelasan resmi. FIFA begitu cepat mengumumkan keputusan ini secara publik, padahal proses banding belum rampung. Saya harap FAM bisa segera ajukan banding,” tambahnya.
Melalui akun Instagram @hrhcrownprinceofjohor, Tunku Ismail juga mengunggah tangkapan layar dokumen yang menunjukkan bahwa proses naturalisasi para pemain telah mendapatkan persetujuan dari FIFA sebelumnya.
“Aneh. FIFA sudah menyetujui proses naturalisasi sesuai dokumen ini. Artinya, mereka sudah memverifikasi semua sebelum mengizinkan tujuh pemain ini bermain untuk Malaysia,” ujarnya dalam unggahan tersebut.
Prosedur FIFA Dipertanyakan