JAKARTA, DISWAY.ID – Jangan sampai kena Dengue atau DBD, sebab biaya konsultasi ke dokter jika tidak pakai BPJS Kesehatan tentunya akan memakai biaya mahal dari mulai konsultasi hingga pemeriksaan darah.
Infeksi dengue masih menjadi ancaman nyata bagi masyarakat dunia, termasuk Indonesia.
Penyakit ini bukan hanya menimbulkan krisis kesehatan, tetapi juga berdampak pada tekanan ekonomi dan sosial.
Data WHO mencatat kasus dengue global melonjak dari 505 ribu pada tahun 2000 menjadi 14,6 juta pada 2024, sementara lebih dari 5,6 miliar orang diperkirakan berisiko terinfeksi.
Sebagai negara endemis, Indonesia terus berupaya menekan angka kasus melalui berbagai strategi pengendalian nyamuk hingga inovasi berbasis sains.
BACA JUGA:Bertekad Nol Kematian DBD, Jakarta Mulai Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue
Namun, menurut Prof. Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), persoalan dengue tidak pernah benar-benar selesai.
“Dengue ini tidak hanya masalah Jakarta atau Indonesia, tapi juga menjadi tantangan dunia. WHO sendiri menilai kita seperti tidak pernah menang melawan nyamuk. Masalahnya, ketika seseorang terinfeksi dengue, kondisinya bisa sangat unpredictable, bisa ringan, tapi juga bisa berujung kematian,” ungkap Prof Ari.
Ia menjelaskan, upaya pengendalian selama ini seperti fogging, larvasida, hingga gerakan 3M Plus, nyatanya masih kalah oleh perkembangan kasus di lapangan.
BACA JUGA:Menkes Budi Gunadi Sebut Vaksin Kanker Buatan Rusia Sebagai Obat, Metodenya Berbeda
Berbagai inovasi seperti penerapan teknologi Wolbachia terus dilakukan, tetapi menurutnya vaksin kini menjadi salah satu senjata baru yang bisa melengkapi upaya konvensional.
“Sekarang vaksinnya sudah ada, berkat teman-teman dari Takeda. Kalau kita bicara biaya, berobat ke dokter anak saja bisa Rp500 ribu sekali konsul, kalau ke profesor bisa lebih dari Rp1 juta. Belum lagi biaya rawat inap jika kondisi pasien berat. Jauh lebih murah kalau kita bisa melindungi diri lewat vaksinasi,” jelasnya.
Prof Ari menegaskan, pemantauan aktif vaksinasi dengue yang kini dilaksanakan di Jakarta Selatan bersama Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, FKUI, serta Takeda, adalah bentuk nyata komitmen akademisi dan pemerintah untuk memperkuat perlindungan masyarakat.
BACA JUGA:Vaksin Kanker Rusia Sudah Bisa Digunakan, Dibagikan GRATIS!
Program serupa juga dilaksanakan di Palembang dan Banjarmasin, serta menjadi bagian dari upaya global melawan dengue.