Dari sinilah lahir Akademi Crypto, yang kini menjadi salah satu institusi edukasi crypto terbesar di Indonesia.
Tak berhenti di sana, Timothy bersama Yudhono Rawis (mantan CEO Tokocrypto) juga meluncurkan FLOQ, platform jual beli kripto yang dirancang agar lebih ramah bagi pemula.
BACA JUGA:Investor Khawatir Konflik Iran vs Israel Menyebar, Harga Bitcoin Jadi Ambruk!
Visi Timothy jelas: membangun ekosistem finansial baru yang bisa diakses oleh siapa saja.
“Kalau Rothschild membangun revolusi sistem perbankan, saya ingin menjadi pionir sistem keuangan yang baru,” tegasnya.
Keberanian Timothy juga tercermin dalam kiprahnya melalui Ronald Capital.
Hampir seluruh asetnya ia alokasikan ke industri crypto.
Dana ini ia sebut sebagai “dana abadi” yang bukan hanya untuk dirinya sendiri, melainkan untuk diwariskan ke generasi berikutnya.
Ia bahkan punya mimpi membangun 1000 sekolah di daerah tertinggal agar anak muda Indonesia bisa meraih kemerdekaan finansial melalui pendidikan dan literasi digital.
BACA JUGA:Dompet Digital vs Bitcoin: Mana yang Lebih Aman dan Auto Cuan?
Kisah Timothy membuktikan bahwa kesuksesan besar bisa lahir dari awal yang sederhana.
Dari menjual sedotan di sekolah, kini ia menjadi salah satu investor muda paling berpengaruh di dunia kripto Indonesia.
Dengan visi besarnya, tak heran jika banyak orang mulai melihatnya sebagai figur penting yang akan membawa Indonesia memasuki era keuangan digital.