KAMPAR, DISWAY.ID– Warga Desa Penghidupan, Kecamatan Kampar Kiri Tengah, Kabupaten Kampar, digemparkan dengan penampakan tiga ekor harimau sumatera yang diduga terdiri dari satu indukan dan dua anak.
Ketiganya terlihat berkeliaran di area perkebunan kelapa sawit milik warga pada 28 September 2025 sekitar pukul 18.00 WIB.
Laporan tersebut segera ditindaklanjuti oleh tim gabungan dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, kepolisian, dan pemerintah setempat.
BACA JUGA:KPK Periksa Wakil Bupati Mempawah Soal Dugaan Korupsi Proyek Jalan Rp40 Miliar
“Tim gabungan sudah terjun ke lokasi untuk memastikan penampakan harimau sumatera tersebut. Kita juga mengimbau agar warga tetap tenang dan selalu waspada dalam beraktivitas,” ujar Kapolres Kampar AKBP Boby Putra Ramadhan Sebayang, Senin (6/10/2025).
BBKSDA Turunkan Tim Gabungan
Kepala BBKSDA Riau Supartono membenarkan pihaknya telah mengirim tim ke lokasi untuk melakukan verifikasi lapangan setelah menerima laporan dari Kapolsek Kampar Kiri Tengah, Iptu Ferry Curie Ambarita.
“Penugasan tim gabungan ini adalah untuk memastikan kebenaran informasi tersebut, demi menjaga keselamatan warga dan satwa,” ujar Supartono.
Lokasi penampakan berada di koordinat 0.128321, 101.324350, sekitar 45 kilometer dari Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling, habitat alami harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae).
BACA JUGA:Kejaksaan Sita 6 Smelter Ilegal, Prabowo Ungkap Potensi Monasit Capai 200.000 Dolar AS per Ton
Tiga warga, yakni Hendri Gule, Rito Widodo, dan Andri Miko, mengaku melihat langsung kawanan harimau tersebut di kebun sawit milik mitra PT Flora Wahana Tirta. Mereka sempat panik dan tidak sempat mengabadikan momen langka itu.
“Salah satu harimau terlihat besar, dua lainnya lebih kecil, mungkin anaknya,” ujar salah satu saksi kepada petugas.
Tim gabungan langsung menyisir area yang dilaporkan. Mereka melakukan pemeriksaan di titik penampakan dan mewawancarai para pelapor.
Namun hasilnya, tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan harimau, seperti jejak kaki, cakaran pohon, atau kotoran.
“Kemungkinan besar, harimau tersebut hanya melintas di area perkebunan,” kata Supartono.
Tim juga mencatat bahwa lokasi penampakan merupakan perkebunan sawit tanpa tegakan hutan lebat, sehingga besar kemungkinan satwa itu hanya berpindah habitat sementara.
BACA JUGA:Menko AHY Targetkan Indonesia Zero ODOL di Tahun 2027