Modernisasi TNI

Jumat 10-10-2025,07:08 WIB
Reporter : Tim Lipsus
Editor : Dimas Chandra Permana

Program modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI untuk tahun 2025 dan 2026 merupakan bagian dari komitmen pemerintah.

Tujuannya jelas; meningkatkan kekuatan pertahanan Indonesia.

Peningkatan anggaran pertahanan yang signifikan mendukung berbagai akuisisi dan pembaruan. Baik dari pembelian baru maupun produksi dalam negeri.

Kita patut bangga. PT Pindad dipercaya negara untuk turut berperan penting memodernisasi alutsista yang ada.

Pemerintah juga meyakinkan rakyatnya. Alokasi anggaran akan disesuaikan dengan kebutuhan pertahanan bangsa.

Berikut adalah daftar alutsista yang dimodernisasi atau akan tiba pada periode 2025–2026.

Kedatangan dan modernisasi alutsista 2025

  • Kendaraan Taktis (Rantis) Listrik MV3-EV "PANDU": Produksi PT Pindad ini diluncurkan pada pameran pertahanan Indo Defence 2025. Kehadiran kendaraan listrik taktis ini menunjukkan fokus pada teknologi mutakhir dan mandiri.
  • Pesawat Latih T-50i Golden Eagle: Sebanyak 6 unit tambahan pesawat latih tempur ini dipesan dari Korea Selatan untuk melengkapi 16 unit yang telah ada sejak 2014.
  • Drone Tempur UCAV: Indonesia akan menerima 12 unit drone tempur dari Turki. Dengan kemampuan terbang hingga 24 jam dan membawa persenjataan, drone ini akan dirakit sebagian di PT Dirgantara Indonesia.
  • Lain-lain: Berbagai alutsista modern lainnya juga dipamerkan dalam Indo Defence 2025, termasuk helikopter canggih seperti BAL 525. 

Rencana pengadaan dan kedatangan alutsista 2026

Tahun 2026 diprediksi menjadi momentum besar dalam modernisasi alutsista TNI.

Beberapa unit strategis yang dijadwalkan tiba di Indonesia. Antara lain:

  • Pesawat Tempur Dassault Rafale: Batch pertama dari total 42 unit pesawat tempur Rafale pesanan Indonesia dijadwalkan tiba mulai Februari–Maret 2026.
  • Pesawat Angkut Airbus A400M: Sebanyak dua unit pesawat angkut berat ini dijadwalkan datang untuk memperkuat armada TNI AU. Pesawat ini juga dapat berfungsi sebagai tanker pengisian bahan bakar di udara.
  • Kapal Selam Scorpene: Dua unit kapal selam dari Prancis direncanakan akan memperkuat TNI AL.
  • Kapal Perang Fregat: Pesanan kapal perang jenis fregat dari Italia juga masuk dalam rencana pengadaan.
  • Kapal Perang KRI Prabu Siliwangi 321: Kapal perang besar seberat 6.300 ton ini dijadwalkan akan bergabung dengan armada TNI AL. 

Modernisasi lanjutan

  • Jet Tempur KF-21 Boramae: Proyek kerja sama dengan Korea Selatan ini terus berlanjut. Meskipun belum ada jadwal pasti kedatangan unit untuk Indonesia, pengembangannya merupakan bagian dari modernisasi jangka panjang.
  • Modernisasi Alutsista yang Sudah Ada: Selain pengadaan baru, TNI juga terus melakukan modernisasi terhadap alutsista yang sudah dimiliki, seperti kapal perang, kendaraan tempur, dan pesawat. Hal ini memastikan kesiapan operasional dan pembaruan teknologi pada peralatan lama.
  • Penguatan Alutsista Dalam Negeri: Upaya memandirikan industri pertahanan nasional terus didorong melalui produksi alutsista dalam negeri, seperti Panser Anoa, Tank Harimau, dan senapan SS2-V4 dari PT Pindad. 

Rencana ini menunjukkan komitmen kuat pemerintah dalam meningkatkan kapabilitas militer Indonesia.

Yakni dengan menggabungkan teknologi modern dari luar negeri dan produksi mandiri.

Kemungkinan TNI AL Akuisisi Kapal Induk

TNI Angkatan Laut (TNI AL) saat ini sedang dalam proses mengkaji dan menjajaki rencana akuisisi kapal induk bekas milik Angkatan Laut Italia, yaitu ITS Giuseppe Garibaldi (C-551).

Kapal ini telah pensiun dari layanan Angkatan Laut Italia pada tahun 2024.

Detail akuisisi ITS Giuseppe Garibaldi

Status terkini: Rencana ini masih dalam tahap pembahasan antara pemerintah Indonesia dan Italia. Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Muhammad Ali, mengonfirmasi upaya ini pada September 2025.

Proyeksi Anggaran: Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada Agustus 2025 telah menyetujui pembiayaan pinjaman luar negeri hingga US$450 juta, setara Rp 7,4 triliun untuk akuisisi kapal induk ini beserta peralatan pendukungnya.

Tujuan Akuisisi: Jika akuisisi berhasil, kapal ini akan menjadi kapal induk pertama yang dioperasikan oleh TNI AL. Awalnya, kapal ini akan diprioritaskan untuk operasi militer selain perang (OMSP), seperti bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana. Namun, tidak menutup kemungkinan akan digunakan untuk operasi militer perang (OMP) jika diperlukan.

Kategori :