Defisit APBN September 2025 Capai Rp71,5 Triliun, Menkeu Purbaya Pastikan Fiskal Tetap Aman

Rabu 15-10-2025,20:33 WIB
Reporter : Bianca Khairunnisa
Editor : M. Ichsan

JAKARTA, DISWAY.ID-- Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa melaporkan bahwa defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga 30 September 2025 mencapai Rp 71,5 triliun atau 1,56 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Angka ini meningkat dibanding posisi 31 Agustus 2025 yang tercatat Rp 321,6 triliun atau 1,35 persen PDB.

BACA JUGA:Imbas Tayangan yang Dinilai Lecehkan Kiai dan Pesantren: DPR Bakal Panggil Trans 7, KPI, dan Komdigi

BACA JUGA:Anindya Bakrie Sebut Produk-produk Indonesia Ini Jadi 'Senjata' Ekspor ke Amerika Serikat

Menurut Purbaya, defisit terjadi karena belanja negara lebih besar daripada pendapatan negara. Hingga akhir September, belanja negara mencapai Rp 2.234,8 triliun (63,4 persen dari outlook), sementara pendapatan negara hanya Rp 1.863,3 triliun (65 persen dari outlook).

“Pendapatan negara memang turun dibanding tahun lalu secara nominal. Tekanan ini datang dari turunnya harga komoditas global yang berimbas pada penerimaan pajak, terutama sektor migas dan tambang,” ujar Purbaya dalam konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, dikutip pada Rabu 15 Oktober 2025.

Purbaya menjelaskan, penurunan harga batu bara dan sawit membuat penerimaan dari PPh Badan dan PPN dalam negeri sedikit tertahan.

BACA JUGA:Lebih Dekat dengan Chakra Jawara, Perusahaan yang Bikin Standar Baru di Industri Heavy Duty Truck

BACA JUGA:Alhamdulillah, Indra dan Bu Kepsek Dini Saling Memafkan: Terima Kasih Pak Andra Soni

Meski begitu, sektor manufaktur dan jasa masih menjadi penopang penerimaan negara.

Secara keseluruhan, penerimaan perpajakan hingga 30 September 2025 mencapai Rp 1.516,6 triliun, turun 2,9 persen dibanding tahun lalu.

Rinciannya:

• Penerimaan pajak: Rp 1.295,3 triliun

• Bea dan cukai: Rp 221,3 triliun

Fiskal Tetap Kredibel, Defisit Masih di Bawah Target

Meski defisit meningkat, Purbaya menegaskan APBN 2025 tetap kredibel dan sehat. Pemerintah masih mampu menjaga keseimbangan antara dukungan terhadap ekonomi nasional dan konsolidasi fiskal jangka menengah.

BACA JUGA:Dindik Banten Kerahkan Tim Atasi Polemik SMAN 1 Cimarga, Kepsek Dinonaktifkan Sementara

BACA JUGA:Industri Wajib Terapkan Tata Kelola Budaya Antisuap, Begini Langkah MCCI

“Efektivitas belanja negara tetap terjaga, terutama untuk program prioritas, bansos, dan pembangunan infrastruktur,” jelasnya.

Selain itu, defisit 1,56 persen PDB masih jauh dibawah target defisit APBN 2025 yang ditetapkan 2,78 persen PDB. Bahkan, keseimbangan primer masih mencatat surplus Rp 18 triliun, menandakan kondisi fiskal Indonesia masih kuat.

“Ini menunjukkan konsolidasi fiskal terus berlanjut,” tegas Purbaya.

Kategori :