Ini menjadi bagian dari upaya pemerintah dan Pertamina untuk menjaga stabilitas pasokan di tengah keterlambatan distribusi yang dialami swasta.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, menegaskan bahwa komunikasi dengan badan usaha swasta terus berjalan untuk membahas mekanisme ini.
"Pertamina membuka peluang kerja sama secara transparan dan komersial agar seluruh badan usaha dapat bersaing secara sehat tanpa mengganggu stabilitas harga di masyarakat," tegas Simon.
Pernyataan ini, meski terlihat sebagai upaya membantu, sejatinya memperkuat posisi tawar Pertamina.
Mereka 'membuka peluang kolaborasi' dengan swasta, namun skemanya adalah swasta menjadi offtaker produk Pertamina.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, sebelumnya juga sudah menyatakan hal serupa.
"Pertamina membuka peluang kolaborasi dan kerjasama dengan Badan Usaha swasta, ranah swasta untuk menentukan ambil/tidak," ungkapnya.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar: Jika Pertamina yang menguasai impor base fuel, apakah swasta masih bisa bersaing secara sehat?
Ironi Pengujian Swasta dan Cengkeraman Impor
Di tengah ketidakpastian pasokan, beberapa pihak SPBU swasta masih terus berupaya memastikan standar kualitas BBM mereka.
Fernando, pegawai SPBU Shell cabang Pondok Cabe, Jakarta Selatan, menyebut pihaknya masih menunggu hasil uji lab.
“Sampai sampai sekarang belum ada informasinya lagi. Masih dalam proses uji coba di laboratorium, kayak Standar sama Euro 4,” jelas Fernando ketika ditemui oleh Disway, pada Jumat 17 Oktober 2025.
Perwakilan SPBU VIVO Sawangan, Ubay, juga menjelaskan bahwa VIVO terus memastikan standar kualitas BBM lewat pelayanan tera dan berkoordinasi dengan kantor pusat.
“Kalau standarisasinya, standarisasinya pasti yang memberikan kualitas terbaik ya. Kalau misalkan kita ada update, misalkan ada perubahan ya pasti langsung dari kantor pusat yang ngabarin," tutur Ubay.
Sementara itu, kelangkaan di SPBU swasta diperparah dengan kebijakan Etanol 10% (E10). BP-AKR, misalnya, menolak keras skema pembelian BBM dari Pertamina karena masalah etanol.
"Concernnya memang karena etanol. Memang saat ini BBM kami belum mengandung etanol," jelas Presiden Direktur BP-AKR, Vanda Laura, kepada Disway.
Rantai besi di dispenser biru SPBU Vivo bukan hanya mengunci selang bensin. Ia juga mengunci mimpi kompetisi yang selama ini berusaha dibangun di sektor hilir migas nasional, digantikan oleh cengkeraman tunggal Pertamina.