JAKARTA, DISWAY.ID - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Margaret Aliyatul Maimunah menyoroti dugaan kuat adanya pengaruh konten kekerasan dari media sosial yang membentuk pola pikir dan perilaku terduga pelaku insiden ledakan di SMAN 72 Jakarta.
Peristiwa tragis yang melukai puluhan siswa tersebut terjadi di masjid sekolah saat salat Jumat, Jumat 7 November 2025.
BACA JUGA:Momen Kapolri Jenderal Listyo Sigit Jenguk Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta di RS Cempaka Putih
"Karena kami, kita semua tentu berharap lingkungan satuan pendidikan itu bisa menjadi tempat yang aman, nyaman, menjadi perlindungan dan tempat belajar untuk anak-anak yang tentu ini membutuhkan adanya upaya sistem keamanan, sistem perlindungan dan juga mungkin deteksi termasuk pengawasan terkait dengan barang-barang yang dibawa anak-anak ke sekolah ini tentu menjadi atensi bersama," ujar Margaret saat konferensi pers di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Sabtu 8 November 2025.
"Karena dari hasil pengawasan, ternyata ada dugaan bahwa ada pengaruh konten di media sosial," tambahnya
Oleh karena itu, Margaret Aliyatul Maimunah meminta kepada Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk memperketat anak-anak dalam mengakses konten di media sosial.
"Saya kira ini juga perlu menjadi atensi terutama kepada Komdigi ya, mungkin butuh ada upaya sistem perlindungan yang lebih ketat lagi terkait dengan konten-konten negatif apapun itu, bentuk konten negatifnya supaya bisa memberikan perlindungan kepada anak-anak," tutur Margaret.
BACA JUGA:Antasari Azhar Meninggal Dunia, Eks Ketua KPK Era SBY Disalatkan Habis Ashar
Tak hanya Komdigi, Ketua KPAI itu juga meminta kepada para orangtua agar tetap memberikan pengawasan terhadap anak-anak dalam mengakses konten di media sosial.
"Dan tentu juga atensi kepada seluruh orang tua, ternyata upaya pengawasan kepada anak juga tidak boleh hanya terkait dengan aktivitas di dunia nyatanya tetapi juga aktivitas anak-anak saat berada atau sedang berada di dunia maya atau di dunia cyber," pungkas Margaret.