Mengawal MBG dari Hulu ke Hilir: Pengawasan Dapur Diperketat, Gizi Terjaga, Anak-anak Sehat!

Selasa 11-11-2025,07:30 WIB
Reporter : Tim Redaksi Disway
Editor : Fandi Permana

Selanjutnya di dalam proses pengolahan, masih kata Yudha, yang terpenting adalah temperatur kematangan. 

Dipastikan seluruh bahan baku itu matang, agar bakteri-bakteri yang awalnya dari bahan baku (alami) nanti akan mati lewat proses pemasakan.

"Nah, ketika proses pemasakan ini, kita pastikan bahwa setelah memasak itu ada proses pendinginan. Dipastikan bahan baku yang sudah dimasak itu dingin baru bisa diporsikan, agar ketika nanti ditutup tidak ada keringat gitu ya," jelasnya.

Setelah dipastikan dingin, pegawai SPPG lalu menutup rapat makan tersebut didalam wadah (ompreng). Kemudian masing-masing diikat lima ompreng.

"Yang tadi kenapa kok dibuat rapat gitu ya? Karena kontaminasi bisa terjadi tidak hanya di dapur, tetapi pada saat proses pendistribusian sampai dengan sekolah. Ketika sudah sampai di dalam mobil, dipastikan agar ompreng itu selalu rapat, agar tidak terjadi kontaminasi di dalam mobil," ucapnya.

Kemudian ketika sudah sampai di sekolah, ompreng selalu berada di meja atau palet, sehingga wadah MBG itu tidak diletakkan di lantai.

BACA JUGA:Puluhan Siswa Diduga Alami Keracunan, MBG di SDN Meruya Selatan Disetop Sementara

"Itu salah satu bentuk kami untuk selalu menjaga agar makanan ini terjaga, mulai hulu sampai hilirnya itu terjaga agar tetap hygine, dan nantinya bisa nyaman dimakan oleh siswa," terangnya.

Yudha menambahkan, setiap distribusi MBG pihaknya juga melakukan food testing, untuk menentukan apakah makanan ini layak atau tidak untuk di distribusikan.

"Nah, kan dari mulai dia mengetes otomatis tau nih, apakah makanan ini basi atau tidak? Nah, begitu, itu yang proses yang kami lakukan agar menjaga betul-betul, agar makanan MBG, paket MBG yang terdistribusi ini dalam kondisi yang selalu baik," tukasnya.

Regulasi Pelaksanaan MBG Dibenahi

Beralih sedikit ke soal regulasi, pelaksanaan MBG tak lepas dari sejumlah permasalahan serius di dalam dalamnya. 

Masih terdengar kasus keracunan massal yang disebabkan konsumsi MBG, belum lagi sengkarut manajemen SPPG dan lainnya, membuat parlemen ikut buka suara. 

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Charles Honoris, mengapresiasi langkah tegas Badan Gizi Nasional (BGN) yang akan menutup secara permanen dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang terbukti lalai hingga menyebabkan kejadian luar biasa (KLB) keracunan dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).


Menu MBG yang disajikan SPPG Yasmin Curug Mekar, Kota Bogor, melewati Quality Kontrol ketat yang melibatkan ahli gizi-Disway.id/Ayu Novita-

“Saya mengapresiasi kebijakan baru yang diumumkan oleh BGN bahwa SPPG yang terbukti menyebabkan KLB keracunan dalam pelaksanaan Program MBG akan ditutup secara permanen,” ujar Charles di Jakarta, Senin (10/11/2025).

Menurutnya, langkah tersebut penting untuk memastikan keamanan pangan dan kepercayaan publik terhadap program pemerintah yang bertujuan meningkatkan status gizi masyarakat, khususnya anak-anak dan ibu hamil.

Kategori :